HARIAN MERAPI - Pahlawan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dimaknai sebagai orang yang berjuang dengan gagah berani dalam membela kebenaran. Secara etimologis ada juga yang memaknai pahlawan berasal dari akar kata pahala, dan berakhiran wan, pahalawan.
Artinya, mereka pantas memperoleh pahala karena jasa-jasanya bagi perjuangan menegakkan kebenaran. Jika kita merujuk kata pahlawan dalam KBBI, maka menjadi pahlawan adalah hal yang memungkinkan bagi seseorang, bahkan siapa pun yang berjuang dalam membela kebenaran akan bisa menempati posisi sebagai seorang pahlawan.
Dalam perspektif Islam, pahlawan dapat dimaknai sebagai orang beriman yang berjuang
menegakkan kebenaran (al-haq) demi memperoleh ridha Allah semata. Di sini maknanya, kebenaran adalah segala sesuatu (baik yang berupa perintah maupun larangan) yang datang dari Allah SWT melalui ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW.
Baca Juga: Begini cara mengatasi mata kering saat di rumah, ingat penanganan awal
Dengan demikian, pahlawan dalam perspektif Islam harus memiliki koridor dan konteks ini (memperjuangkan kebenaran dan untuk menjunjung nilai luhur Islam sebagai agama yang benar), dengan cara menebalkan rasa cinta tanah air dan bangsa.
Berikut ini, ayat-ayat Al-Quran dan Al-Hadits tentang cinta tanah air sebagai berikut:
Pertama, setiap manusia berhak untuk hidup mulia dan bermaratabat. Firman Allah SWT:
''Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.'' (QS. Al-Isra’; 17:70).
Kedua, mencintai tanah air sama nilai dan kedudukannya dengan membela agama. Firman
Allah SWT: ''Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.'' (QS. Al-Mumtahanah; 60:8).
Baca Juga: Kalam Kudus Fair 2025 gelar Pelajar Pemuda, Gerakan Reresik Sekolah
Ketiga, tanah air tempat untuk menyebarkan keadilan. Firman SAllah SWT: “Dan
demikianlah Kami jadikan kamu umat yang adil dan pilihan … supaya kamu menjadi saksi atas
manusia dan supaya Rasul menjadi saksi atas kamu.” (QS. Al-Baqarah; 2:143). Ayat ini menunjukkan tanggung jawab umat Islam terhadap tanah kelahiran mereka, sebagai tempat menyebarkan keadilan.
Keempat, cinta tanah air berarti menghargai janji-janji Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:
“Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci (Baitulmaqdis) yang telah Allah tentukan bagimu dan
janganlah berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang-orang yang rugi.” (QS. Al‑Mā’idah; 5:21). Tanah yang dijanjikan adalah tempat yang baik; mencintainya berarti menghargai janji Allah.
Kelima, kemerdekaan yang pertama adalah tentang menjamin keselamatan sesama muslim.
Rasulullah Muhammad SAW bersabda: ''Seorang Muslim adalah orang yang sanggup menjamin
keselamatan orang-orang Muslim lainnya dari gangguan lisan dan tangannya.'' (HR. Bukhari).
Keenam, Rasulullah Muhammad SAW sangat mencintai tempat kelahirannya (Madinah),
sebagai sabdanya: ''Diriwayatkan dari sahabat Anas; bahwa Nabi SAW ketika kembali dari bepergian, dan melihat dinding-dinding Madinah beliau mempercepat laju untanya. Apabila beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkannya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah.” (HR. Bukhari, Ibnu Hibban, dan Tirmidzi).
Ketujuh, Rasulullah Muhammad SAW mencintai Madinah melalui doanya: ''Ya Allah,
jadikan kami cinta Madinah, sebagaimana cinta kami kepada Makkah, atau melebihi Makkah'' (HR. Bukhari). Tempat kelahiran merupakan suatu tempat yang senantiasa dikenang dan memberikan inspirasi dalam kehidupan seseorang.