Pahlawan, pejuang dan pelopor cinta Tanah Air

photo author
- Minggu, 9 November 2025 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Pahlawan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dimaknai sebagai orang yang berjuang dengan gagah berani dalam membela kebenaran. Secara etimologis ada juga yang memaknai pahlawan berasal dari akar kata pahala, dan berakhiran wan, pahalawan.

Artinya, mereka pantas memperoleh pahala karena jasa-jasanya bagi perjuangan menegakkan kebenaran. Jika kita merujuk kata pahlawan dalam KBBI, maka menjadi pahlawan adalah hal yang memungkinkan bagi seseorang, bahkan siapa pun yang berjuang dalam membela kebenaran akan bisa menempati posisi sebagai seorang pahlawan.

Dalam perspektif Islam, pahlawan dapat dimaknai sebagai orang beriman yang berjuang
menegakkan kebenaran (al-haq) demi memperoleh ridha Allah semata. Di sini maknanya, kebenaran adalah segala sesuatu (baik yang berupa perintah maupun larangan) yang datang dari Allah SWT melalui ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW.

Baca Juga: Begini cara mengatasi mata kering saat di rumah, ingat penanganan awal

Dengan demikian, pahlawan dalam perspektif Islam harus memiliki koridor dan konteks ini (memperjuangkan kebenaran dan untuk menjunjung nilai luhur Islam sebagai agama yang benar), dengan cara menebalkan rasa cinta tanah air dan bangsa.

Berikut ini, ayat-ayat Al-Quran dan Al-Hadits tentang cinta tanah air sebagai berikut:

Pertama, setiap manusia berhak untuk hidup mulia dan bermaratabat. Firman Allah SWT:
''Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.'' (QS. Al-Isra’; 17:70).

Kedua, mencintai tanah air sama nilai dan kedudukannya dengan membela agama. Firman
Allah SWT: ''Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.'' (QS. Al-Mumtahanah; 60:8).

Baca Juga: Kalam Kudus Fair 2025 gelar Pelajar Pemuda, Gerakan Reresik Sekolah

Ketiga, tanah air tempat untuk menyebarkan keadilan. Firman SAllah SWT: “Dan
demikianlah Kami jadikan kamu umat yang adil dan pilihan … supaya kamu menjadi saksi atas
manusia dan supaya Rasul menjadi saksi atas kamu.” (QS. Al-Baqarah; 2:143). Ayat ini menunjukkan tanggung jawab umat Islam terhadap tanah kelahiran mereka, sebagai tempat menyebarkan keadilan.

Keempat, cinta tanah air berarti menghargai janji-janji Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:
“Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci (Baitulmaqdis) yang telah Allah tentukan bagimu dan
janganlah berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang-orang yang rugi.” (QS. Al‑Mā’idah; 5:21). Tanah yang dijanjikan adalah tempat yang baik; mencintainya berarti menghargai janji Allah.

Kelima, kemerdekaan yang pertama adalah tentang menjamin keselamatan sesama muslim.
Rasulullah Muhammad SAW bersabda: ''Seorang Muslim adalah orang yang sanggup menjamin
keselamatan orang-orang Muslim lainnya dari gangguan lisan dan tangannya.'' (HR. Bukhari).

Keenam, Rasulullah Muhammad SAW sangat mencintai tempat kelahirannya (Madinah),
sebagai sabdanya: ''Diriwayatkan dari sahabat Anas; bahwa Nabi SAW ketika kembali dari bepergian, dan melihat dinding-dinding Madinah beliau mempercepat laju untanya. Apabila beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkannya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah.” (HR. Bukhari, Ibnu Hibban, dan Tirmidzi).

Baca Juga: Pengaruh Medsos Jadi Sorotan usai Insiden Ledakan SMAN 72 Jakarta, Pelaku Diduga Berusia 17 Tahun, Akankah Timbul Larangan Siswa Main Gawai di Sekolah

Ketujuh, Rasulullah Muhammad SAW mencintai Madinah melalui doanya: ''Ya Allah,
jadikan kami cinta Madinah, sebagaimana cinta kami kepada Makkah, atau melebihi Makkah'' (HR. Bukhari). Tempat kelahiran merupakan suatu tempat yang senantiasa dikenang dan memberikan inspirasi dalam kehidupan seseorang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X