Ketiga, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Firman Allah SWT: “Bersama dia (Yusuf)
masuk pula dua orang pemuda ke dalam penjara. Salah satunya berkata, “Sesungguhnya aku
bermimpi memeras anggur,” dan yang lainnya berkata, “Aku bermimpi membawa roti di atas kepalaku. Sebagiannya dimakan burung.” (Keduanya berkata,) “Jelaskanlah kepada kami takwilnya! Sesungguhnya kami memandangmu termasuk orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Yusuf; 12:60).
Ada dua pemuda yang membersamai Yusuf di dalam penjara yang memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi, sehingga kerap kali menanyakan banyak hal kepada Nabi Yusuf ‘alaihissalam.
Keempat, optimis dan selalu berusaha secara maksimal. Firman Allah SWT: “(Ingatlah)
ketika Musa berkata kepada pembantunya, “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua laut atau aku akan berjalan (terus sampai) bertahun-tahun.” (QS. Al-Kahfi; 18:60).
Seorang pemuda harus selalu optimis dan terus berusaha, layaknya kisah Nabi
Musa ‘alaihissalam dalam perjalanannya bertahun-tahun mencari pertemuan dua samudera.
Kelima, istiqamah menjaga kesucian jiwa. Firman Allah SWT: “(Yusuf) berkata, “Wahai
Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka. Jika Engkau tidak
menghindarkan tipu daya mereka dariku, niscaya aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentu aku termasuk orang-orang yang bodoh.” (QS. Yusuf; 12:33).
Pemuda harus bisa melawan godaan apa saja, sebagaimana Nabi Yusuf ‘alaihissalam yang mampu menolak rayuan dari istri raja nan molek yang ditujukan kepadanya.
Keenam, memiliki kesabaran dan kemandirian. Firman Allah SWT: “Ketika anak itu sampai
pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.” (QS. As-Saffat; 37:102).
Pemuda harus mandiri, sabar dan penuh integritas, sebagaimana kisah Nabi Ismail ‘alaihissalam yang penuh akan integritas sejak masa belia.
Ketujuh, pintar. Firman Allah SWT: “Sungguh, benar-benar telah Kami anugerahkan kepada
Daud karunia dari Kami. (Kami berfirman), “Wahai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang kali bersama Daud!” Kami telah melunakkan besi untuknya. Buatlah baju-baju besi besar dan ukurlah anyamannya serta kerjakanlah amal saleh. Sesungguhnya Aku Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Saba’; 34:10-11).
Karena kepintaran yang dimiliki oleh Nabi Daud ‘alaihissalam, ia dipercaya untuk menyampaikan dakwah kepada Bani Isra’il.
Kedelapan, dinamis dan kreatif. Firman Allah SWT: “Sungguh, Kami benar-benar telah
mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian, mereka dilanda banjir besar dalam keadaan sebagai orang-orang zalim.” (QS. Al-Ankabut; 29:14).
Pemuda harus bersikap dinamis dan kreatif, layaknya Nabi Nuh ‘alaihissalam yang sanggup bekerja keras dan berfikir keras sehingga mampu membuat sebuah bahtera yang besar, meski orang di sekitarnya mencibirnya.
Kesembilan, bersikap positif dan melakukan berbagai kebaikan. Firman Allah SWT: “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab; 33:21).
Rasulullah Muhammad SAW adalah seorang yang kuat imannya, berani, sabar, dan tabah menghadapi segala macam cobaan, percaya sepenuhnya kepada segala ketentuan Allah, dan mempunyai akhlak yang mulia serta melakjukan banyak kebaikan dan kemuliaan. *
Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. S.,
Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Ketua KAPASGAMA (Keluarga Alumni Pascasarjana UGM)