HARIAN MERAPI - Selamat Hari Santri Nasional 2025: Semangat Perjuangan dan Intelektualitas. Setiap tanggal 22 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Santri Nasional.
Peringatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah pengakuan atas peran historis dan kontribusi berkelanjutan para santri bagi bangsa dan negara. Hari Santri Nasional memiliki makna yang mendalam bagi bangsa Indonesia, terutama bagi kalangan santri dan pesantren.
Berikut beberapa makna penting dari peringatan Hari Santri Nasional 2025 ini:
Baca Juga: 28 BUMN Berkolaborasi Wujudkan Komitmen Hijau melalui Program TJSL BUMN Olah Sampah di Likupang
Pertama, Pengakuan Pemerintah atas Peran Santri: Peringatan ini merupakan bentuk rekognisi
resmi dari negara atas kontribusi besar para ulama dan santri dalam memperjuangkan dan
mempertahankan kemerdekaan.
Kedua, Teladan untuk Generasi Mendatang: Hari Santri mengajak generasi muda, khususnya
para santri masa kini, untuk meneladani semangat perjuangan para pendahulu. Nilai-nilai keberanian, pengorbanan, dan cinta tanah air harus terus ditanamkan agar generasi selanjutnya tetap teguh dalam membela dan menjaga NKRI.
Ketiga, Mengenang Resolusi Jihad sebagai Tonggak Perjuangan: Resolusi Jihad yang
diserukan pada 22 Oktober 1945 adalah simbol perjuangan kolektif umat Islam dalam melawan
penjajahan. Hari Santri tidak hanya mengingatkan peristiwa tersebut, tetapi juga menginspirasi
masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga persatuan dan memajukan bangsa.
Keempat, Nilai-nilai Penting: Peringatan Hari Santri Nasional juga menanamkan nilai-nilai
penting seperti religiusitas, nasionalisme, integritas, kemandirian, semangat gotong royong, dan
moderasi beragama.
Dalam konteks yang lebih luas, Hari Santri Nasional merupakan momen refleksi dan apresiasi
atas perjuangan dan kontribusi santri serta ulama dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Peringatan ini mengingatkan kita bahwa santri tidak hanya berperan di masa lalu, tetapi juga berperan aktif dalam membangun masa depan bangsa Indonesia menuju cita-cita kemerdekaan.
Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan kepada mereka yang sedang belajar (para
santri/cantrik) untuk menghormati dan berlaku baik terhadap para guru, mengingat begitu besarnya pengorbanan yang mereka lakukan kepada santri-santrinya.
Sabda Nabi Muhammad SAW: ''Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu.'' (HR. Thabrani).
Baca Juga: Bea Cukai Surakarta Musnahkan Rokok Ilegal dan Minuman Mengandung Etil Alkohol di Boyolali
Menurut Imam Al-Gazhali, adab murid terhadap guru dalam menuntut ilmu ada sepuluh,
yakni: mendahului beruluk salam, tidak banyak berbicara di depan guru, berdiri ketika guru berdiri, tidak mengatakan kepada guru,