Mens sana in corpore sano

photo author
- Kamis, 23 Oktober 2025 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.(kiri) (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.(kiri) (Dok. Pribadi)

Keempat; diilhamkan kepada manusia dua jalan (kefasikan dan ketakwaan). Jangan sampai
menjadi orang yang merugi karena mengambil jalan kefasikan. Firman Allah SWT: “Maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syam; 91:9-10).

Kelima, orang yang menyucikan hatinya adalah mereka yang lebih memperhatikan kehidupan
akhirat. Firman Allah SWT: “Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman), dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia shalat. Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’la; 87:14-17).

Keenam, janganlah menganggap diri sebagai orang yang paling benar. Firman Allah SWT:
“Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang menganggap dirinya suci (orang Yahudi
danvNasrani)? Sebenarnya Allah menyucikan siapa yang Dia kehendaki dan mereka tidak dizalimi sedikit pun. Perhatikanlah betapa mereka mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka). Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang (Yahudi) yang telah diberi bagian (pengetahuan) dari Kitab (Taurat), (betapa) mereka percaya kepada jibt dan tagut serta mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Makkah) bahwa mereka itu lebih benar jalannya daripada orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisya; 4:49-51).

Ketujuh, janji Allah SWT bagi orang-orang yang menjaga kesucian hati (kesehatan
jiwanya) adalah surga ‘Adn yang di bawahnya mengalir sungai-sungai yang sangat indah dan
mereka kekal selamanya di dalamnya. Firman Allah SWT: “(yaitu) surga-surga ‘Adn, yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah balasan bagi orang yang
menyucikan diri.” (QS. Thaha; 20:76).

Konsep “mens sana in corpore sano” ini masih relevan hingga hari ini dan sering digunakan
dalam konteks kesehatan, olahraga, dan pendidikan untuk menekankan pentingnya keseimbangan antara fisik dan mental. Dirgahayu Dokter Indonesia.*

Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY,
Dewan Pakar BP4 Kota Yogyakarta

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X