Tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anak

photo author
- Kamis, 2 Oktober 2025 | 17:00 WIB
 Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Tanggung jawab orang tua kepada anak merupakan amanah besar yang mencakup aspek moral, spiritual, pendidikan, dan kesejahteraan fisik. Tanggung jawabnya adalah mempersiapkan anak untuk menjadi generasi yang kuat dan tangguh baik fisik maupun mental.

Secara fisik maka orang tua wajib memberikan dan menyiapkan makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal. Sedangkan kebutuhan rohani yang mencakup identitas seperti orang tua wajib memberikan nama anak dan nasab dari orang orang tua.

Selain itu, orang tua juga wajib memberikan pendidikan terhadap anak, agar anak mampu melakukan kewajibannya sebagai seorang hamba dan dan mampu melindungi dirinya
dari kejahatan makhluk-Nya.

Baca Juga: BRI Perkuat Inklusi Keuangan Lewat 1 Juta AgenBRILink yang Jangkau Masyarakat Hingga Tingkat Desa, Catat Transaksi Rp1.145,22 Triliun

Menurut ajaran Islam, tanggung jawab utama orang tua terhadap anak adalah memberikan
nama yang baik, mendidik agama dan akhlak, memberikan nafkah lahir dan batin, serta memastikan anak terhindar dari hal-hal yang buruk hingga dewasa, termasuk menikahkan anak dengan pasangan yang baik.

Kewajiban ini bertujuan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang shaleh, sehat secara fisik
dan mental, serta menjadi bekal kebahagiaan di dunia dan akhirat. Imam Al-Ghazali memandang jiwa anak-anak seperti kertas kosong tanpa coretan dan garis apapun.

Jiwa anak-anak siap ditulis dan akan menerima model tulisan apapun yang tercermin dalam jiwanya

Berikut ini adalah beberapa tanggung jawab utama orang tua yang harus ditunaikan dengan
sebaik-baiknya; yaitu:

Baca Juga: UWM dan Universitas Muhammadiyah Gresik Teken MoU, Perkuat Sinergi Perguruan Tinggi

Pertama, memberikan pendidikan dan bimbingan spiritual sebagai landasan hidup berupa
peluruskan akidah yang benar. Firman Allah SWT: “(Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada
anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman; 31:13).

Kedua, perintah untuk menjaga keluarga supaya terhindar dari dosa dan siksa api neraka.
Firman Allah SWT: “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim; 66:6).

Ketiga, memberikan keteladanan. Rasulullah Muhammad SAW sebagai teladan yang paling
utama, maka orang tua juga harus mengambil ibrah dari pribadi Nabi. Firman Allah SWT: “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab; 33:21).

Keempat, orang tua bertugas mendidik anak untuk memiliki akhlak yang baik, seperti kasih
sayang, kejujuran, kebaikan, dan sikap bertanggung jawab. Firman Allah SWT: “Tuhanmu telah
memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS. Al-Isra’; 17:23).

Baca Juga: Ujian dan cobaan orang-orang beriman

Kelima, memberikan nafkah dan pemeliharaan fisik. Firman Allah SWT: “Ibu-ibu hendaklah
menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.
Kewajiban ayah menanggung makan dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani, kecuali sesuai dengan kemampuannya. Janganlah seorang ibu dibuat menderita karena anaknya dan jangan pula ayahnya dibuat menderita karena anaknya. Ahli waris pun seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) berdasarkan persetujuan dan musyawarah antara keduanya, tidak ada dosa atas keduanya. Apabila kamu ingin menyusukan anakmu (kepada orang lain), tidak ada dosa bagimu jika kamu memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah; 2:223).

Halaman:

Artikel Selanjutnya

Dampak perbuatan zalim

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X