HARIAN MERAPI - Keretakan keluarga mengacu pada kondisi ketidakharmonisan atau perpecahan dalam hubungan keluarga.
Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti komunikasi yang buruk, masalah keuangan, perselingkuhan, atau kurangnya toleransi dan dukungan. Gejala awal keretakan bisa berupa kurangnya komunikasi, malas berinteraksi, atau sering terjadi pertengkaran.
Retaknya hubungan suami istri dalam keluarga ada beberapa alternatif penyebabnya, antara lain:
Baca Juga: Sebanyak dua juta penerima bansos pada triwulan kedua tahun 2025 dicoret, ini musababnya
Pertama, tidak adanya puas di dalam hubungan seksual antara suami istri. Kepuasan dalam
hubungan seksual suami istri adalah merupakan salah satu unsur keluarga sejahtera.
Apabila dalam hubungan seksual ini salah satu pihak suami atau istri tidak mengalami kepuasan, biasanya ada kecenderungan untuk mencari kepuasan seksual tersebut di luar rumah.
Dan kemudian ada kemungkinan terjadinya poligami dan atau perceraian dalam keluarga tersebut. Hal ini bagi istri yang hidupnya sangat menggantungkan diri kepada suami akan merupakan pukulan yang sangat berat dalam hidupnya. Anakpun akan merasa kehilangan akasih sayang dari orang tuanya.
Kedua, faktor agama/ideologi dan budaya yang berbeda antar suami dan istri. Perbedaan
agama/ideologi dan kebudayaan antara suami dan istri sering menyebabkan cekcok dalam rumah tangga.
Suami dan istri saling mempertahankan agama serta kebudayaannya masing-masing, sehingga tidak ada kesesuaian di antara keduanya, kemudian akhirnya suami dan istri mengambil jalan sendiri-sendiri, sehingga mengakibatkan kebingungan bagi si anak.
Ketiga, sejarah terbentuknya keluarga. Yang dimaksud sejarah terbentuknya keluarga di sini
adalah dasar mereka membentuk perkawinan, apakah mereka kawin atas dasar saling mencintai atau atas paksaan dari orang lain (termasuk orang tuanya).
Unsur cinta dalam kehidupan rumah tangga merupakan salah satu syarat yang harus ada sehingga keluarga tersebut akan mengalami kebahagiaan yang benar-benar tidak terpaksa (bukan kebahagiaan semu).
Keempat, faktor campur tangan orang lain dalam keluarga. Campur tangan orang lain dalam
urusan rumah tangga sering mengakibatkan konflik antara suami istri.
Baca Juga: Warga, perangkat desa, dan mahasiswa ramai-ramai panen jagung di Kepuharjo Cangkringan Sleman
Misalnya saja campur tangan orang tua si istri (atau saudara-saudaranya) akan menyinggung perasaan suami, atau sebaliknya, sehingga antara suami istri sering bertengkar karena masalah sepele.