HARIAN MERAPI - Toleransi (tasamuh) antar umat beragama merupakan hal yang penting untuk dimiliki setiap orang saat ini.
Jika setiap orang memiliki sikap toleransi yang tinggi, maka ini akan meminimalisir terjadinya konflik antar umat beragama, interen umat beragama, dan kehidupan antar umat beragama dan interen umat beragama pun akan terjalin dengan tenteram dan damai.
Toleransi beragama adalah sikap dan perilaku yang menghargai dan menghormati perbedaan agama dan kepercayaan orang lain.
Baca Juga: MAN 3 Sleman gelar Soultrarun dalam rangka menyemarakkan Milad ke-34
Toleransi beragama memungkinkan individu dan masyarakat untuk hidup bersama secara damai dan harmonis, meskipun memiliki perbedaan agama dan kepercayaan.
Ciri-ciri toleransi beragama: (1) Menghargai perbedaan: menerima dan menghargai perbedaan
agama dan kepercayaan orang lain, (2) Menghormati hak orang lain: menghormati hak orang lain untuk mempraktikkan agamanya dan menjalankan kepercayaannya,
(3) Tidak memaksakan dalam beragama: tidak memaksakan orang lain untuk mengikuti agama atau kepercayaan tertentu, dan (4) Berinteraksi dengan baik: berinteraksi dengan orang lain secara baik dan sopan, meskipun memiliki perbedaan agama dan kepercayaan.
Manfaat toleransi beragama: (1) Meningkatkan harmoni sosial: toleransi beragama dapat
meningkatkan harmoni sosial dan mengurangi konflik antar agama, (2) Meningkatkan kesadaran: toleransi beragama dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menghargai perbedaan dan menghormati hak orang lain, dan
(3) Meningkatkan kerja sama: Toleransi beragama dapat meningkatkan kerja sama dan kolaborasi antar agama dan kepercayaan. Dalam masyarakat yang toleran, individu dan kelompok dapat hidup bersama secara damai dan harmonis, serta dapat saling menghargai dan menghormati perbedaan agama dan kepercayaan.
Di antara ayat-ayat Al-Qur’an yang mengkaji khusus tentang kewajiban toleransi hidup
beragama dan toleransi dalam bidang-bidang kehidupan yang lain adalah sebagai berikut:
Pertama, untukmu agamamu, dan untukku agamaku.
Firman Allah SWT: ''Katakanlah (Muhammad), ''Wahai orang-orang kafir! aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” (QS. Al-Kafirun; 109:1-6).
Kedua, bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Firman Allah SWT: “Dan di antara
mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (Al-Qur'an), dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah, 'Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggungjawab terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Yunus; 10:40-41).
Ketiga, adil kepada orang-orang yang dapat saling bekerja sama, meskipun berbeda
keyakinan.