Ketujuh, malas berbuat baik. Manusia dapat bersifat malas dalam melakukan perbuatan baik, seperti yang tertulis dalam QS Al-Ma'arij:21: “Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir.”
Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh lagi kikir. Apabila dia ditimpa sedikit kesusahan atau musibah, dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan harta yaitu keluasan rezeki, dia menjadi sangat kikir, kecuali orang-orang yang melaksanakan salat dengan baik dan benar, sehingga
dapat mengalahkan sifat negatif tersebut.
Kedelapan, senang berkeluh kesah. Manusia cenderung berkeluh kesah dan tidak sabar dalam menghadapi kesulitan, seperti yang tertulis dalam QS Al-Ma'arij:19: “Sesungguhnya manusia diciptakan dengan sifat keluh kesah lagi kikir.”
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa manusia memiliki sifat suka berkeluh kesah dan kikir. Namun, sifat ini dapat diubah jika menuruti petunjuk Tuhan yang dinyatakan-Nya dalam ayat 22 sampai 24 surah ini. Manusia yang tidak mempedulikan petunjuk Tuhan dan seruan rasul adalah orang yang sesat.
Kesembilan, tergesa-gesa. Manusia cenderung tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu, seperti yang tertulis dalam QS Al-Anbiya:37: “Manusia diciptakan (bersifat) tergesa-gesa. Kelak Aku akan memperlihatkan kepadamu (azab yang menjadi) tanda-tanda (kekuasaan)- Ku. Maka, janganlah kamu meminta Aku menyegerakannya.”
Kesepuluh, kikir: Manusia dapat bersifat kikir dan tidak mau berbagi, seperti yang tertulis dalam QS Al-Isra' :100: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sekiranya kamu memiliki khazanah rahmat Tuhanku, niscaya kamu tahan karena takut habis.” Manusia itu memang sangat kikir.”
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, Al-Quran menawarkan beberapa solusi, seperti:
Pertama, berpuasa. Berpuasa dapat membantu mengendalikan hawa nafsu dan meningkatkan kesabaran. Puasa juga dapat membantu meningkatkan rasa syukur dan apresiasi terhadap nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepadanya.
Kedua, menikah. Menikah dapat membantu menyalurkan nafsu dalam jalur yang halal dan mengurangi godaan zina. Menikah juga dapat membantu meningkatkan rasa tanggung jawab dan kesadaran akan kewajiban. Dengan demikian, menikah memiliki banyak hikmah dan manfaat yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan keluarga.
Ketiga, berdoa dan berdzikir. Berdoa dan berdzikir dapat membantu meningkatkan kesadaran dan kesabaran dalam menghadapi kesulitan. Berdoa dan berdzikir juga dapat membantu membangun rasa syukur dan apresiasi terhadap nikmat yang telah diberikan. Dengan demikian, berdoa dan
berdzikir memiliki banyak manfaat yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan spiritual dan psikologis.
Keempat, mengendalikan hawa nafsu. Mengendalikan hawa nafsu dapat membantu meningkatkan kesadaran dan mengurangi perilaku yang tidak baik. Mengendalikan nafsu juga dapat membantu meningkatkan kesadaran diri dan kesadaran akan kebutuhan dan keinginan yang sebenarnya. Dengan demikian, mengendalikan nafsu memiliki banyak fungsi yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan spiritual, psikologis, dan sosial.
Kelima, meningkatkan ketaatan kepada-Nya. Meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT dapat membantu meningkatkan kesadaran dan mengurangi perilaku yang tidak baik.
Dengan memahami kelemahan-kelemahan manusia dan solusi-solusi yang ditawarkan Al- Quran, kita dapat meningkatkan kesadaran dan mengurangi perilaku yang tidak baik. *