HARIAN MERAPI - Keluarga samawa (sakinah mawadah warahmah) merupakan sebuah doa yang diharapkan oleh suami istri yang baru saja melakukan pernikahan dan membina sebuah keluarga.
Setiap orang yang berkeluarga tentu menginginkan keluarga yang sakinah mawadah warahmah. Itulah tujuan pernikahan, di mana merupakan nikmat yang Allah SWT berikan untuk mereka yang membina keluarga bahagia.
Tercapainya tujuan perkawinan ini sangat ditentukan oleh proses sebelum perkawinan yakni saat pemilihan jodoh.
Baca Juga: Pemerintah dimimta perjelas narasi program 3 juta rumah, DPR: Supaya tidak terjadi mispersepsi
Memilih jodoh hendaklah yang sekufu, artinya kondisi fisik, psikologis, sosial ekonomi, pendidikan, kedewasaan dan pengalaman beragama memiliki kesetaraan serta kesejajaran.
Meskipun disadari sepenuhnya bahwa untuk mendapatkan pasangan yang ideal seperti ini bukanlah merupakan sesuatu yang mudah, mengingat masih besarnya kesenjangan cara pandang tentang kehidupan yang ada dalam masyarakat.
Suami dan istri secara bersama-sama bertanggung jawab atas terciptanya keluarga samara (sakinah, mawadah wa rahmah) yang merupakan modal utama terciptanya masyarakat yang damai, aman dan penuh nuansa kebersamaan.
Sebagai fondasi kebahagiaan dan kerukunan berumah tangga, suami dan istri secara bersama-sama harus memiliki sikap positif sebagai berikut:
Pertama, saling belajar memahami pasangan. Untuk memahami keinginan dan kebutuhan sendiri memang mudah, tetapi yang jauh lebih sulit adalah memahami apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan orang lain.
Dalam kehidupan berkeluarga juga demikian, memahami apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan dari pasangan merupakan pekerjaan yang tidak mudah.
Belajarlah menjadi suami atau istri yang tidak egois, dan prinsip take and give merupakan sikap yang tepat ketika seseorang mengharapkan kehidupan dalam keluarganya penuh kesejukan dan ketenteraman.
Kedua, saling menghormati dan penuh perhatian. Ayah dan Ibu sebagai suami dan istri hendaklah memahami sepenuhnya hakekat perkawinan itu.
Baca Juga: Dedi Mulyadi: Lebih Baik Disebut Gubernur Konten, Ketimbang Jadi Kepala Daerah yang Molor!
Perkawinan yang pada hakekatnya adalah bersatunya dua insan yang semula belum saling mengenal, diharapkan setelah mereka mengucapkan ikrar perkawinan akan saling mengerti dan memahamai sifat masing-masing baik berbagai kelebihan maupun kekurangannya.