Nilai persahabatan juga akan menimbulkan rasa cinta kasih yang mendalam yang akan
semakin memperkuat ikatan kebersamaan di antara mereka.
Sabda Nabi Muammad SAW: “Perumpamaan mukmin dalam hal saling mencintai dan berkasih sayang adalah ibarat satu tubuh, apabila satu organnya merasa sakit, maka seluruh tubuhnya turut merasakan hal yang sama, sulit tidur dan merasakan demam.” (HR. Muslim).
Kedua, sahabat sejati akan menjadi sahabat Allah dan senantiasa mengingatkanmu kepada-
Nya. Allah sangat mencintai umatnya yang saling bersahabat dalam hal kebaikan. Begitu pula dengan
Rasulullah SAW beliau menjabarkannya dalam hadist berikut: “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap temannya dan sebaik-baik jiran di sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap jirannya.” (HR. Al-Hakim).
Dalam hidup ini, menemukan sahabat terbaik bukanlah hal yang mudah. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa, setiap manusia memiliki kepentingan dalam menjalin sebuah hubungan, tidak terkecuali sebuah persahabatan.
Seseorang dapat menemukam sosok sahabat yang selalu membuat seseorang senantiasa
mengingat-Nya, maka itu merupakam sosok spesial dan sahabat terbaik.
Seperti dalam hadist berikut: “Teman yang paling baik adalah apabila kamu melihat wajahnya, kamu teringat akan Allah, mendengar kata-katanya menambahkan ilmu agama, melihat gerak-gerinya teringat mati. Sebaik-baik sahabat di sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap temannya dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap tetangganya.” (HR. Al-Hakim).
Ketiga, sahabat sejati adalah cerminan hidup seseorang dan kelak akan dipertemukan kembali
di akhirat. Di mana seseorang hidup, siapa sajakah orang yang diajak berteman tentu akan sangat berpengaruh kepada pembentukan karakter dirinya.
Sederhananya, jika seseorang berteman dengan orang yang shaleh maka ia akan mengikutinya, sebaliknya jika seseorang bersahabat dengan orang yang kurang baik akhlak dan tabiatnya, dipastikan akan berpengaruh juga kepada dirinya.
Karenanya, sangat penting memilih sahabat yang memiliki karakter dan akhak yang baik. Seperti juga dalam hadist berikut: “Seseorang itu tergantung pada agama sahabatnya, maka perhatikanlah salah seorang dari kamu kepada siapa dia bersahabat.” (HR Abu Daud).
Kehidupan manusia tidaklah abadi, hidup di dunia hanya sementara saja. Tentunya, pada kehidupan selanjutnya kita berharap dapat bertemu dengan orang yang kita cintai dan kasihi termasuk sahabat kita.
Allah memberikan kemuliaan bagi mereka yang bersahabat karena Allah. Sebagimana dalam sebuah hadist berikut : “Apabila dua orang laki-laki saling mencintai dan mengasihi di jalan Allah, yang satu berada di timur, sedangkan yang satu lagi berada di barat, maka Allah SWT akan mengumpulkan keduanya di hari kiamat dan berkata, “Inilah orang yang telah
engkau cintai di jalan-Ku.” (HR. Ibnu Asakir dari Ibnu Abbas). *
Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY,
Ketua Dewan Penasehat KAHMI Majlis Wilayah DIY