Keempat, Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk selalu berkata yang benar,
selaras antara yang diniatkan dan yang diucapkan, karena seluruh kata yang diucapkan dicatat oleh malaikat Raqib dan 'Atid, dan harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Firman Allah SWT: ''Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.'' (QS. Al-Ahzab; 33:70).
Kelima, adil itu lebih dekat dengan takwa. Firman Allah SWT: ''Wahai orang-orang yang
beriman, jadilah kamu penegak (kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.'' (QS. Al-Maidah; 5:8).
Keenam, Allah menerangkan bahwa setelah suami mengucapkan empat kali sumpah itu, pada
kali kelima ia perlu menyatakan bahwa ia bersedia menerima laknat Allah, bila ia berdusta dengan tuduhannya itu.
Firman Allah SWT: ''(Sumpah) yang kelima adalah bahwa laknat Allah atasnya jika
dia termasuk orang-orang yang berdusta.'' (QS. An-Nur; 24:7).
Ketujuh, ayat ini menyanggah tuduhan orang-orang kafir yang mengatakan bahwa Al-Qur'an
adalah ciptaan Muhammad. Sesungguhnya yang membuat-buat kebohongan itu bukan Rasul SAW, tetapi orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah dan para pembohong itu tergolong orang-orang yang tidak beriman.
Firman Allah SWT: ''Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah pembohong.'' (QS. An-Nahl; 16:105)*
Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Ketua KAPASGAMA (Keluarga Alumni Pascasarjana UGM)