HARIAN MERAPI - Hamba Allah yang Maha Rahman (‘ibadurrahman) adalah orang-orang yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut: (1) penuh kasih sayang: mereka menunjukkan kasih sayang dan empati terhadap sesama manusia dan makhluk lainnya,
(2) mengasihi dan menyayangi: mereka mengasihi dan menyayangi semua makhluk Allah, tanpa membeda-bedakan, (3) berperilaku baik: mereka berperilaku baik dan sopan terhadap semua orang, serta berusaha untuk menjadi contoh yang baik,
(4) mengampuni: mereka memiliki sifat pemaaf dan mengampuni kesalahan orang lain, dan (5) berusaha menjadi lebih baik: mereka berusaha untuk menjadi lebih baik dan meningkatkan diri dalam segala aspek.
Pendidikan dalam pandangan Islam dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan
membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berakhlak mulia.
Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari tujuan pendidikan.
Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan.
Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai hamba-hamba Allah Yang Maha Rahman (‘ibadurrahman).
Baca Juga: Tim Bahana UMKM Bergerak audiensi ke Bupati Sleman, ini proker yang diharapkan peroleh dukungan
Pendidikan menurut Islam adalah membentuk seorang muslim yang mampu melaksanakan
kewajibannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya, “Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat, 51:56).
Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia di dunia ini
hanya untuk beribadah kepada Allah saja. Tidaklah mereka diciptakan untuk menghabiskan waktu kalian untuk bermain-main dan bersenang-senang belaka.
“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. Sekiranya Kami hendak membuat sesuatu permainan, tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian.” (QS. Al-Anbiya’, 21:16-17).
Juga dalam surat yang lain: “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”. (QS. Al-Mu’minun, 23:115).
Baca Juga: Berprestasi di bidang pelayanan publik, Kota Magelang raih penghargaan dari KemenPANRB
Secara lebih rinci, QS. Al-Furqan (25) ayat 63-74 menjelaskan tentang ciri-ciri generasi
‘ibadurrahman ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati, dan kalau disapa orang jahil, mereka mengucapkan kata-kata keselamatan (25:63), melalui malam harinya dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka (25:64),