HARIAN MERAPI - Banyak suami yang mungkin tidak tahu bahwa rezeki atau nafkahnya yang lancar selama ini dengan izin Allah SWT atas peran istri yang shalehah. Memang tidak bisa dilihat secara kasat mata, namun bisa dijelaskan secara spiritual bahwa istri yang shalehah pembawa kebahagiaan keluarga.
Memang benar bahwa di dalam Islam, salah satu kunci untuk mewujudkan rumah tangga yang
harmonis adalah istri yang sholehah. Menjadi istri yang sholehah yang akan memperlancar rezeki suami memang menjadi idaman semua kaum Kartini.
Jiwa Kartini yang seperti inilah yang akan menjadi wasilah untuk membawa seluruh anggota keluarga untuk masuk surga secara bersama-sama.
Baca Juga: Ada empat tiang penyangga akhlak buruk yang harus dihindari guna mencapai akhlak baik
Di antara sifat-sifat istri shalehah pelanjut perjuangan RA Kartini yang mengantarkan
kelancaran rezeki dan nafkah suami adalah:
Pertama, istri yang pandai bersyukur. Istri yang bersyukur atas segala karunia Allah pada
hakikatnya dia sedang mengundang tambahan nikmat untuk suaminya, termasuk rezeki. Punya
suami, bersyukur.
Menjadi ibu, bersyukur. Anak-anak bisa mengaji, bersyukur. Suami memberikan nafkah, bersyukur. Firman Allah SWT: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan: jika kalian
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya adzabku sangat pedih” (QS. Ibrahim; 14:7).
Kedua, istri yang tawakkal kepada Allah. Di saat seseorang bertawakkal kepada Allah, Allah
akan mencukupi rezekinya.
Firman Allah SWT: “Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaq; 65:3). Jika seorang istri bertawakkal kepada Allah, sementara dia tidak bekerja, dari mana dia dicukupkan rezekinya.
Allah akan mencukupkannya dari jalan lain, tidak selalu harus langsung diberikan kepada wanita tersebut. Bisa jadi Allah akan memberikan rezeki yang banyak kepada suaminya, kemudian suami tersebut memberikan nafkah yang cukup kepada istrnya.
Ketiga, istri yang baik agamanya. Rasulullah menjelaskan bahwa wanita dinikahi karena
empat perkara. Karena hartanya, kecantikannya, nasabnya dan agamanya. “Pilihlah karena agamanya, niscaya kamu beruntung” (HR. Bukhari dan Muslim).
Coba kita perhatikan, insya Allah tidak ada satu pun keluarga yang semua anggotanya taat kepada Allah kemudian mereka mati kelaparan atau nasibnya mengenaskan. Lalu bagaimana dengan seorang suami yang banyak bermaksiat kepada Allah tetapi rezekinya lancar?
Baca Juga: Program sekolah rakyat yang digagas Presiden Prabowo banyak diminati daerah, ini datanya
Bisa jadi Allah hendak memberikan rezeki kepada istri dan anak-anaknya melalui dirinya. Jadi berkat taqwa istrinya dan bayi atau anak kecilnya yang belum berdosa, Allah kemudian mempermudah rezekinya. Suami semacam itu sebenarnya berhutang pada istrinya.