Ayat di atas bagaikan menyatakan, mereka yakni kaum musyrikin Mekah yang merupakan juga sebagian dari orang-orang zalim.
Akibat kekeraskepalaan mereka dalam kedurhakaan tidak menunggu kecuali hari pemberhentian yang kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba karena selama ini mereka tidak mempercayainya.
Sedang yakni kedatangannya itu dalam keadaan mereka tidak merasakannya, yaitu tidak menyadarinya karena selama ini sibuk bertengkar dalam urusan duniawi.
Ayat di atas menjelaskan dua hal pokok pertama kedatangannya.
Buat mereka sangat tiba-tiba, sehingga mereka sama sekali tidak siap menghadapinya.
Kedua adalah ketika kedatangannya itu mereka sangat sibuk dengan urusan dunia ini yang membuat mereka tidak merasakan kehadirannya.
Secara umum ayat di atas yang ditafsir tidak hanya orang musyrikin mekkah saja, melainkan umat manusia.
Orang-orang zalim orang-orang yang sibuk dengan urusan duniawi tidak merasakan bahwa halte sudah dekat.
Mereka sibuk dengan urusan dunia tanpa sadar batas kehidupan, kematian atau berhenti sudah di depan mata. *