HARIAN MERAPI - Allah memberi peringatan pada manusia bahwa hari berhenti itu sebuah keniscayaan.
Hari berhenti ini ada dua, yakni berhenti besar dengan hancurnya alam semesta yang menandai berakhirnya kehidupan.
Kedua, mengakhiri kecil yang merupakan kematian tiap makhluk, termasuk di dalamnya kematian manusia.
Baca Juga: WhatsApp alami gangguan, tak bisa kirim pesan ke grup dan update status, pengguna komplain
Setelah perpisahan, atau kematian, fase berlanjut hingga pada hari kepuasan, apakah akan menikmati kebahagiaan di surga atau kesedihan, penderitaan di neraka.
Untuk mencapai kebahagiaan, dalam hidup manusia harus mempersiapkan berupa perbuatan amal baik sesuai yang diperintahkan Allah SWT.
Namun banyak manusia yang terlena dengan urusan dunia, sehingga berpikir terhenti, kematian itu masih lama, padahal semakin dekat.
Bagi mereka yang sibuk dengan urusan dunia kedatangan hari berhenti itu dirasa tiba-tiba, dan mereka terkejut karena ada di depan mata atau justru mengalami kematian.
Baca Juga: Mengenal senjata tradisional Kerambit, biasa digunakan pendekar di Minangkabau
Dalam surah Az zukhruf ayat 66 Allah berfirman
هَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّا السَّاعَةَ اَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ ٦٦
Tidaklah mereka (orang-orang kafir) menunggu, kecuali hari Kiamat yang datang kepada mereka secara tiba-tiba, sedangkan mereka tidak menyadarinya(-nya).
M Quraish Shihab dalam tafsir Al Misbah menyampaikan ayat di atas berbicara tentang kaum musyrikin Mekah.
Di sini mereka diperingatkan akan keniscayaan berhenti dan perkara yang dapat menimpa siapa pun yang berlaku zalim.