Dimensi kemanausiaan Rasulullah Muhammad SAW, di antaranya jujur dan rendah hati

photo author
- Kamis, 13 Maret 2025 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY, Senat Sekolah Tinggi Pendidikan Islam (STPI) Bina Insan Mulia Yogyakarta (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY, Senat Sekolah Tinggi Pendidikan Islam (STPI) Bina Insan Mulia Yogyakarta (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Rasulullah Muhammad SAW merupakan pembawa rahmat bagi seluruh alam yang membawa umat manusia pada jalan keselamatan dunia dan akhirat. Petunjuk jalan tersebut adalah Dienul Islam (Agama Islam).

Agama yang membawa pada jalan kebahagaiaan, kesejahteraan, kedamaian, dan keselamatan umat manusia. Kemuliaan Rasulullah SAW terletak pada akhlak dan pribadinya. Allah SWT berfirman dalam al-Qur'an dalam Surah Al-Ahzab, ayat 21:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.

Baca Juga: Serah Terima Jabatan Ketua TP PKK Sleman, Begini Harapan Bupati Harda Kiswaya

Allah SWT memuji akhlak Rasulullah SAW. Hal ini diterangkan dalam al-Qur'an, Surah Al-
Qalam, ayat 4: ''Dan bahwa sesungguhnya engkau mempunyai akhlak yang amat mulia''. Setidaknya ada dua belas sifat kemanusiaan beliau yang dapat dijadikan teladan bagi umat manusia sekarang ini; yakni:

Pertama, baik hati. Rasulullah terkenal dengan kebaikannya, kepada siapapun tanpa pandang
bulu, bahkan terhadap musuh-musuhnya sekalipun, dan ini lah yang membuat beliau patut menjadi teladan bagi umatnya.

Kedua, jujur. Jujur adalah salah satu kebiasaan beliau, kebiasaan yang selalu diutarakan.
Sekalipun kejujuran itu menyakitkan, namun beliau akan selalu mengatakannya.

Ketiga, pemalu. Meskipun beliau terkenal garang di medang perang, garang menghadapi
musuh-musuh Allah, namun terdapat sifat pemalu dalam diri beliau. Pemalu di sini diartikan bahwa beliau selalu malu untuk berbuat dosa, berbuat maksiat, berbuat kedzoliman, dan kejahatan lainnya.

Baca Juga: Satlantas Polresta Sleman tindak 83 pelanggaran lalin, ini rinciannya

Keempat, lemah lembut. Bukannya Rasulullah terkenal Tegas ya? betul, tegas dalam arti
dalam meluruskan masalah dan menerapkan kedisiplinan, namun di sisi lain Rasulullah juga sangat lemah lembut terutama kepada anak yatim, wanita, dan juga orang yang kurang mampu, bahkan pernah dikisahkan beliau sangat lemah lembut terhadap orang Yahudi yang kurang mampu.

Kelima, rendah hati. Sangat jelas sekali bahwa beliau sangat rendah hati, tidak pernah
menyombongkan dirinya, apa lagi di depan orang-orang yang kurang mampu dan kelompok-
kelompok lemah yang lain.

Keenam, tidak pernah memberatkan orang lain. Inilah salah satu prinsip Rasulullah, ketika
beliau masih merasa mampu melakukan sesuatu, beliau tidak pernah meminta tolong kepada orang lain.

Ketujuh, sangat sederhana. Inilah gaya hidup yang harus dicontoh, beliau terkenal sangat
sederhana dari dulu sampai ketika beliau menjadi Pemimpin Umat, karena beliau tidak mau terlihat mewah di depan para sahabatnya.

Baca Juga: Geger isu takaran MinyaKita berkurang, Dinas Perdagangan Perindustrian Pati tegaskan konsumen bisa minya ditimbang

Kedelapan, tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan. Hal yang sering kita
lupakan, terkadang ketika kita disakiti atau dizalimi, kita langsung membalasnya dengan lebih sadis, berbeda dengan beliau, bahkan dalam kisahnya, pernah saat beliau berdakwah, ada yang
melemparinya dengan batu dan serta meludahinya, lalu apa reaksi dari beliau? Membalas lemparan itu, ya, membalasnya namun dengan melemparkan senyuman, subhanallah. Sungguh sangat mulia pribadi yanhg sangat agung ini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X