HARIAN MERAPI - Ramadhan adalah syahrus shabr (bulan kesabaran). Sabar dimaknai dengan kemampuan seseorang untuk melakukan disposisi secara positif terhadap segala sesuatu kejadian yang dialaminya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ia selalu memandang kejadian yang menimpanya dengan cara dipikir, dilihat, didengar, atau dirasakannya bukanlah sebagai ancaman atau hukuman bagi dirinya, tetapi justru memandangnya sebagai tantangan, bahkan peluang untuk terus mengkaji diri secara mendalam dan memahami makna yang tersurat maupun tersirat dari pengalaman spiritualnya itu.
Berikut beberapa ayat Al-Quran dan Al-Hadits tentang puasa sebagai latihan kesabaran:
1. Firman Allah SWT: ''Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu menjadi orang-orang yang
bertakwa.'' (QS. Al-Baqarah; 2:183).
2. ''Dan sungguh, Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.'' (QS. Al-Baqarah; 2:155).
3. Firman Allah SWT: “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu
berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan
bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Anfal; 8:46).
4. Sabda Rasulullah Muhammad SAW: ''Rasulullah SAW bersabda: 'Puasa adalah perisai
yang melindungi dari api neraka'.'' (HR. Bukhari).
5. Sabda Rasulullah Muhammad SAW: ''Rasulullah SAW bersabda: 'Puasa adalah latihan
kesabaran, dan kesabaran itu adalah cahaya yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya'.'' (HR. Abu Dawud).
6. Sabda Rasulullah Muhammad SAW: ''Rasulullah SAW bersabda: 'Orang yang berpuasa
dengan iman dan ihtisab, maka diampuni dosanya yang telah lalu'.'' (HR. Bukhari).
7. Sabda Rasulullah Muhammad SAW: “Barang siapa yang bersabar, maka Allah akan
menganugerahkannya kesabaran. Seseorang itu tidak dikurniakan sesuatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas selain daripada sabar”. (HR. Muttafaqun ‘alaih).
Orang yang berpuasa akan menjadi orang yang sabar, penampilannya selalu tenang, sejuk,
mengesankan dan tidak tergesa-gesa dalam melakukan suatu aktivitas. Ia selalu berpikir secara
sistematis dan mencoba memahami manfaat serta akibat dari apa yang dilakukannya.
Dengan kata lain, orang yang sabar itu berarti ia telah mampu melakukan pengaturan diri (self-regulation) terhadap empat aspek dalam pribadinya secara baik,