Berjam-jam lamanya anak-anak harus melakukan aktivitas tertekan (regimented activities), tidak boleh berbicara, dilarang bergerak, harus bersikap manis, duduk baik-baik, sehingga sangat menjemukan, dan menjengkelkan hati anak. Sedang waktu istirahat yang pendek, sehingga anak-anak kurang cukup istirahat.
Pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan sanksi yang keras terutama dilakukan
dengan memberikan hukuman fisik, dapat menimbulkan berbagai pengaruh yang buruk bagi anak-anak dan remaja.
Pendidikan disiplin seperti ini akan membuat remaja menjadi seorang penakut, tidak ramah dengan orang lain, membenci orang yang memberi hukuman, kehilangan spontanitas serta kehilangan inisiatif dan pada akhirnya melampiaskan kemarahannya dalam bentuk agresi
kepada orang lain. Ini artinya bahwa pendisiplinan yang salah atau kurang tepat juga sebagai pemicu munculnya agresivitas anak-aak dan remaja.*
Penulis : Dr. Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen Psikologi Pendidikan Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY