HARIAN MERAPI - Jaga hati untuk meraih kebahagiaan hidup penuh keberkahan. Kebahagiaan seseorang sebenarnya datangnya dari hati dan perasaan orang yang bersangkutan. Hati dan perasaanlah yang dapat menentukan bahagia atau tidaknya seseorang.
Sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW: “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)”. (HR. Bukhari-Muslim).
Agar supaya segumpal daging itu tetap menjadi baik, maka setiap manusia harus senantiasa berikhtiar untuk menjaga dan meneliharanya dengan berbagai cara dan perbuatan. Keberhasilan menata hati inilah yang akan menjadikan seseorang merasakan hidup penuh kebahagiaan.
Baca Juga: Penjelasan BRI Yogyakarta Terkait Desakan Pengembalian Rp 7 Miliar Milik Anggota Kospin Purnama
Di antara hal-hal yang bisa dilakukan untuk “menjaga hati” agar tetap berbahagia di dalam
hidup adalah:
Pertama, tidak membenci siapapun. Jangan sekali-kali membenci seseorang hanya karena dia
lebih baik dan lebih berprestasi maupun karena pernah melakukan kesalahan. Walaupun seseorang itu telah berbuat kesalahan, sebaiknya tetaplah mendoakan dia untuk berubah dan menjadi baik.
Janganlah kebencian itu menjadikan pudarnya persaudaraan antar manusia. Sebagaimana firman
Allah Subhanahu Wa Ta’ala: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,
supaya kamu mendapat rahmat”. (QS. Al-Hujurat, 49:10).
Kedua, tidak mudah berkeluh kesah. Orang-orang yang beriman janganlah mudah berkeluh
kesah atas segala sesuatu yang menimpanya, karena apa yang dialaminya adalah sebuah proses yang harus dilalui, agar menjadi lebih dewasa dalam banyak hal, sebaliknya perbanyaklah berdoa kepada Allah SWT sebagaimana firman-Nya:
Baca Juga: Tingkatkan Panen Padi, Pemkab Sukoharjo Berencana Bangun Satu Embung di Grogol Weru
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung”. (QS. Ali Imran, 3:200).
Selain itu, Allah SWT juga berjanji akan memberikan pahala yang besar kepada mereka
yang bersabar dan tidak berkeluh kesah, sebagaimana firman-Nya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Baqarah, 2:155).
Ketiga, berprasangka baik (positive thinking). Senantiasa berpikir positif meskipun kerap
ditimpa musibah karena dari setiap persoalan seseorang dapat merasakan bahwa Allah tidak pernah memberi cobaan melebihi kekuatannya, sebagaimana fiman-Nya :
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya”. (QS. Al-Baqarah, 2:286).
Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku
akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (HR.
Bukhari-Muslim).