Keenam, kecintaan berlebih seseorang terhadap harta menjadikan motivasi hidupnya semata
untuk mengumpulkan harta, tidak peduli halal atau haram dan hidupnya penuh penderitaan serta
kesengsaraan. Firman Allah SWT: “dan mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan.” (QS. Al-Fajar; 89:20).
Ketujuh, kecintaan yang berlebihan pada harta benda membuatnya materialistis, mengumpulkan harta dengan jalan apa pun, tidak peduli halan atau haram. Cintanya itu juga membuatnya bakhil dan cenderung menggunakannya untuk sesuatu yang tidak benar. Firman Allah
SWT: “Sesungguhnya cintanya pada harta benar-benar berlebihan.” (QS. Al-‘Adiyat; 100:8).
Kedelapan, banyak manusia yang sibuk bermegah-megahan dengan harta, teman, dan
pengikut yang banyak, sehingga melalaikannya dari kegiatan beramal. Firman Allah SWT:
“Berbangga-bangga dalam memperbanyak (dunia) telah melalaikanmu.” (QS. At-Takatsur; 102:1).
Kesembilan, setan, baik dari kalangan jin maupun manusia, selalu berusaha menjanjikan
dengan cara membisiki dan menakuti kemiskinan kepada orang-orang yang bderiman. Firman Allah SWT: “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan kamu ampunan dan karunia-Nya. Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah; 2:268).
Kesepuluh, Allah SWT menerangkan salah satu dari sifat manusia yang tercela ialah kikir dan
sangat mencintai dan menginginkan harta. Allah menyatakan bahwa Ia tidak minta mereka
memberikan harta mereka seluruhnya untuk diberikan kepada kaum Muslimin yang lemah.
Firman Allah SWT: “Jika Dia meminta harta kepadamu, lalu mendesakmu (agar memberikan semuanya), niscaya kamu akan kikir dan Dia akan menampakkan kedengkianmu.” (QS. Muhammad; 47:37).
Kesebelas, Allah SWT memanggil mereka untuk menghilangkan sifat kikir. Firman Allah SWT: “Ingatlah bahwa kamu adalah orang-orang yang diajak untuk menginfakkan (hartamu) di jalan Allah. Lalu, di antara kamu ada orang yang kikir. Padahal, siapa yang kikir sesungguhnya dia kikir terhadap dirinya sendiri. Allahlah Yang Mahakaya dan kamulah yang fakir. Jika kamu berpaling (dari jalan yang benar), Dia akan menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain dan mereka tidak akan (durhaka) sepertimu.” (QS. Muhammad; 47:38). *
Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.
Ketua Pusat Studi Kebudayaan Indonesia Pengembangan Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Keagamaan (KIP3MK) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta
Ketua KAPASGAMA (Keluarga Alumni Pascasarjana UGM)