HARIAN MERAPI - Pernikahan Islami itu bersendikan nilai-nilai keridhaan-Nya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan manusia secara berpasang-pasangan antara suami dan istri untuk mendapatkan ketenangan, ketenteraman, dan penuh kasih sayang.
Hal ini merupakan salah satu dari tanda-tanda kekuasaan Allah dan nikmat yang diberikan bagi mereka yang bisa mengambil pelajaran.
Firman Allah SWT: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.“ (QS. Ar-Rum; 30:21).
Baca Juga: Kabar dari IKN, Menhub sebut Bandara Nusantara sudah dilakukan uji laik fungsi. Ini hasilnya....
Melalui nikah, seseorang secara resmi memasuki jenjang pernikahan; sebuah komitmen yang
indah dan seumur hidup dengan seseorang yang paling disayangi. Bahkan, pernikahan ini merupakan momen yang sangat membahagiakan dan penuh berkah sehingga Nabi bersabda:
“Umumkan Nikah ini…” yang dengan kata lain berarti kita harus mengumumkannya kepada semua orang. Ada beberapa ayat Al-Quran yang mengatur tentang pernikahan dalam ridha-Nya; yakni:
Pertama, Allah SWT menyerukan kepada semua pihak yang memikul tanggung jawab atas
kesucian dan kebersihan akhlak umat, agar mereka menikahkan laki-laki yang tidak beristri, baik duda atau jejaka dan perempuan yang tidak bersuami baik janda atau gadis.
Firman Allah SWT: “Nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu, baik laki-laki maupun perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nur; 24:22).
Baca Juga: Hamas siap gencatan senjata di Jalur Gaza, begini sikap Israel
Kedua, Nabi Zakaria RA berdoa kepada Allah agar tidak dibiarkan hidup tanpa keturunan.
Firman Allah SWT: “(Ingatlah) Zakaria ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan), sedang Engkau adalah sebaik-baik waris.” (QS. Al-Anbiya’; 21:89).
Ketiga, Di antara sifat-sifat hamba Allah ialah mereka selalu bermunajat dan memohon
kepada-Nya agar dianugerahi keturunan yang saleh dan baik.
Firman Allah SWT: “Dan, orang-orang yang berkata, “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan; 25 :74).
Keempat, antara anak dan ibu ada hubungan yang sangat istimewa dan khusus (navelstreng).
Firman Allah SWT: “(Ilham itu adalah perintah Kami kepada ibumu,) ‘Letakkanlah dia (Musa) di
dalam peti, kemudian hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Maka, biarlah (arus) sungai itu membawanya ke tepi. Dia akan diambil oleh (Fir‘aun) musuh-Ku dan musuhnya.’ Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang dari-Ku dan agar engkau diasuh di bawah pengawasan-Ku.” (QS. Thaha; 20:39).
Baca Juga: Persiapan libur Maulid Nabi, ini yang dilakukan PT Jasamarga Transjawa Tol
Kelima, ayat ini menerangkan tentang kekuasaan Allah, yaitu Dia telah menciptakan
makhluk-Nya berpasang-pasangan, baik pasangan jenis, yaitu lelaki dan perempuan, maupun
berpasangan sifat, seperti: besar dan kecil, kuat dan lemah, tinggi dan rendah, kaya dan miskin, dan lain sebagainya.