HARIAN MERAPI - Menjaga lisan itu laksana emas dan mampu lembutkan hati. Rasulullah Muhammad SAW bersabda: ''Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, hendaklah ia berkata baik atau lebih baik diam (jika tidak mampu berkata baik).'' (HR. Bukhari Muslim).
Orang yang selalu berusaha menjaga lisan, dengan mengatakan hal-hal yang positif dan
menghindari banyak bersuara untuk hal-hal negatif atau sengaja untuk menyakiti hati orang lain, akan mendapatkan hikmah diantaranya mendapatkan kelembutan hati.
Pada umumnya seseorang yang banyak berbicara dan suka mengumbar-umbar perkataan dosa, hatinya dipenuhi dengan penyakit. Mereka itu orang-orang yang berhati keras. Tidak mudah menerima nasehat. Bahkan jika mendengar firman Allah (Al-Quran) hatinya sama sekali tak bergetar. Naudzubillah mindzalik.
Baca Juga: Man of the Match! Ini Statistik Maarten Paes di Laga Timnas vs Australia
Dari Ibnu Umar RA., katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Janganlah engkau semua memperbanyak kata, selain untuk berzikir kepada Alloh Ta’ala, sebab sesungguhnya banyaknya pembicaraan kerasnya hati dan sesungguhnya sejauh-jauh manusia dari Alloh ialah yang berhati keras, yakni enggan menerima petunjuk baik.” (HR. At-Tirmidzi).
Juga dengan lisan yang terjaga laksana emas yang sangat menyenangkan hati dirinya
sendiri maupun orang lain. Seseorang diharuskan berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara.
Namun apabila ia masih tak mampu berbicara baik atau mungkin tak menguasai ilmunya,
maka lebih baik ia diam.
Tindakan diam bukanlah sesuatu yang bodoh, justru diam itu lebih baik bagi seorang muslim. Bahkan Luqman Al-Hakim mengibaratkan diam seperti emas. Begitu sangat berharga dan bernilai bagi kita.
Wasiat Lukman Al Hakim kepada anaknya: “Anakku, tiada penyesalan sama sekali dalam diamku. Karena sesungguhnya jika berbicara laksana perak maka diam bagaikan emas.”
Baca Juga: Gus Ipul dilantik sebagai Mensos gantikan Tri Rismaharini, ini penjelasan Ari Dwipayana
Adapun hikman dan kemanfaatan lain yang didapat dari menjaga lisan adalah:
Pertama, Allah SWT menjamin Surga. Jaminan apa yang paling kita ingin dapatkan dari
Allah selain Surga-Nya? Orang-orag saleh yang mampu menjaga lisannya untuk selalu dipergunakan menyampaikan kebaikan, atau lebih baik diam daripada menyuarakan keburukan, maka Surga lah yang akan menjadi tempatnya di akhirat kelak.
Kedua, terhindar dari api Neraka. Dalam sebuah hadits disebutkan, “Takutlah pada neraka,
walau dengan sebiji kurma. Jika kamu tak punya maka katakanlah yang baik.” (HR. Mutafaq ‘alaih).
Maksud dari hadits tersebut adalah bahwa Allah SWT telah menciptakan neraka sebagai balasan bagi mereka yang suka berbuat keburukan dan kerusakan selama hidupnya di dunia, termasuk berkata kufur kepada atau tentang Allah SWT.
Baca Juga: Apes benar nasib SM, ia jadi korban perampasan yang diotaki oleh kekasihnya sendiri
Ketiga, menunjukkan kemuliaan seseorang. Suri tauladan terbaik kita, Rasulullah
Muhammad SAW, telah mencontohkan bagaimana orang begitu menghormati dan memuliakan beliau karena terjaganya lisan beliau. Julukan Al-Amin adalah sebuah julukan yang tidak main-main.