Keenam, manusia biasa yang mendapatkan wahyu. Firman Allah SWT: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, tetaplah (dalam beribadah) dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Celakalah orang-orang yang mempersekutukan(-Nya).” (QS. Al-Fushshilat; 41:6).
Ketujuh, beriman kepada Kitab sebelumnya yang diturunkan-Nya. Firman Allah SWT: “Oleh karena itu, serulah (mereka untuk beriman), tetaplah (beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan kepadamu (Nabi Muhammad), dan janganlah mengikuti keinginan mereka. Katakanlah, “Aku beriman kepada kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara kamu. Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami perbuatan kami dan bagimu perbuatanmu. Tidak (perlu) ada pertengkaran di antara kami dan kamu. Allah mengumpulkan kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali.” (QS. Asy-Syura; 42:15).
Kedelapan, keras terhadap orang kafir, tetapi berkaih sayang dengan orang-orang
beriman.
Firman Allah SWT: “Nabi Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras terhadap orang-orang kafir (yang bersikap memusuhi), tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah
dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud (bercahaya). Itu adalah
sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan Injil, yaitu seperti benih yang
mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu makin kuat, lalu menjadi besar dan tumbuh di atas
batangnya. Tanaman itu menyenangkan hati orang yang menanamnya. (Keadaan mereka
diumpamakan seperti itu) karena Allah hendak membuat marah orang-orang kafir. Allah
menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka
ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Fath; 48:29).
Kesembilan, mengajarkan Kitab Suci Al-Qur’an. Firman Allah SWT: “Dialah yang mengutus seorang Rasul (Nabi Muhammad) kepada kaum yang buta huruf dari (kalangan) mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, serta mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunah), meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Jumu’ah; 62:2).
Kesepuluh, diutus untuk kalanagan jin dan manusia. Firman Allah SWT: “Sesungguhnya ketika hamba Allah (Nabi Muhammad) berdiri menyembah-Nya (melaksanakan salat), mereka (jin-jin) itu berdesakan mengerumuninya.” (QS. Al-Jinn; 72:19).
Kesebelas, hanyalah seorang pemberi peringatan. Firman Allah SWT: “Maka, berilah peringatan karena sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) hanyalah pemberi peringatan. Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka.” (QS. Al-Ghasyiyah; 88:21-22). *
Penulis: Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.
Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta
Ketua Dewan Penasihat KAHMI Majlis Wilayah DIY