HARIAN MERAPI - Firman Allah SWT: ”Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman.” (QS. Luqman; 31:12). Al-hikmah adalah mencapai kebenaran dengan ilmu dan akal.Hikmah dari Allah adalah mengetahui dan mendapatkan sesuatu seakurat mungkin, sesuai dengan ke-Maha-Sempurna-an Allah SWT.
Sedangkan hikmah dari manusia adalah sebagai hamba Allah manusia mengetahui potensi apa yang ada pada dirinya dan mengerjakan kebaikan dan amal-amal saleh sebanyak mungkin, dan menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial, agama maupun norma-norma yang lain.
Inilah sifat-sifat yang melekat pada Luqman al-hakim, yang diimplementasikannya dalam memberikan pendidikan kepada anak-anaknya. Pokok-pokok pendidikan anak menurut Luqman, setidaknya ada empat aspek yang satu dengan yang lainnya saling berintegrasi dan berinterkoneksi; yaitu:
Baca Juga: Tidak ingin kemerdekaan pers terganggu, DPR tunda pembahasan RUU Penyiaran
(1) pendidikan aqidah, (2) pendidikan ibadah, (3) pendidikan akhlaq dan (4) pendidikan dakwah. Dari keempat aspek pendidikan ini, pendidikan aqidah merupakan salah satu hal yang paling fundamental untuk pembentukan generasi qur’ani untuk masa depan bangsa
yang lebih baik.
Secara berturut-turut keempat aspek pendidikan dalam keluarga Luqman al-hakim dapatlah dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, pendidikan aqidah. Luqman menyadari bahwa pendidikan aqidah perlu ditanamkan kepada anak sedini mungkin. Anak diajak untuk mengenal Allah SWT dengan emperkenalkan bermacam-macam ciptaan Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim.
Pendidikan tauhid sangat penting sebagai modal dasar bagi anak dalam menjalani roda kehidupan nanti, sebagaimana firman-Nya: ”Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman; 31;13).
Baca Juga: Salatiga Kota Toleran 7 kali, FKUB Cianjur berkunjung ke Salatiga belajar merajut kerukunan beragama
Kedua, pendidikan ibadah. Setelah rasa aqidah ditanamkan kepada anak, Luqman mengajak anak-anaknya untuk membiasakan dirinya melakukan ibadah yang diperintahkan olah Allah dan Rasul-Nya.
Sesuatu, betapapun ringannya kalau tidak dibiasakan akan terasa berat untuk melakukannya. Pertama Luqman menyuruh anaknya mendirikan shalat karena shalat adalah tiang agama sekaligus sebagai barometer ketaqwaan seseorang kepada Allah.
Sebagaimana firman-Nya: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesunguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman; 31:17).
Ketiga, pendidikan akhlaq. Suatu tugas betapapun kecil dan sederhananya, pasti memiliki konsekwensi dan resiko. Untuk itu seorang muslim harus siap mental menerima segala macam cobaan; tidak mundur dan patah semangat, harus memperlihatkan akhlaq seorang yang teguh iman dan sabar.
Baca Juga: Israel perluas serangan ke Rafah, kirim brigade tempur tambahan, dunia hanya diam
Luqman mengingatkan anaknya untuk bersabar menerima segala macam cobaan, dalam komunikasinya dalam hidup bermasyarakat. Firman Allah SWT: “Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman; 31:17).