Ketika sedang berpuasa bertemu dengan tantangan-tantangan yang menyuruhnya untuk mundur (dengan membatalkan puasa dan sebagainya), maka akan diterjangnya satu persatu.
Berhasil melampaui godaan dan cobaan itu akan meningkatkan kemauan seseorang
dalam perjuangan, “rawe-rawe rantas, malang-malang putung”.
Kelima, mengenal nikmat Ilahi. Dengan melaksanakan puasa, manusia semakin
menyadari akan nikmat yang dikaruniakan Allah SWT kepadanya. Kenikmatan makan dan minum semakin dapat dirasakan oleh orang yang berpuasa, yang atas kemauannya sendiri menahan dirinya untuk tidak makan dan tidak minum dalam satu hari. Makan paling nikmat adalah ketika dalam kondisi lapar dan itulah nikmatnya berpuasa.
Keenam, mendidik berjiwa santun. Ibadah puasa membentuk sikap penyantun, terutama terhadap kaum yang lemah (”al-mustadz’afin”), baik lemah karena ketidakmampuannya maupun terlemahkan oleh struktur sosial, yang dari hari ke hari senantiasa ditimpa kelaparan.
Seseorang yang melaksanakan puasa itu merasakan sendiri betapa pahit getirnya mengalami dahaga dan kelaparan. Dengan demikian, dalam jiwanya tumbuh sikap belas kasihan untuk menyantuni orang-orang yang miskin dan papa, karena sudah mendapatkan pengalaman (eksperimen) ketika berpuasa.
Ketujuh, latihan berserah diri kepada Allah. Ibadah puasa melatih manusia untuk
berserah diri kepada Allah SWT, membentuk kepatuhan (ketaatan), loyalitas dan meningkatkan disiplin.
Dengan janji ibadah puasa dilipatgandakan pahalanya sesuai dengan kehendak-Nya, merangsang segenap umat Islam untuk berserah diri kepada-Nya dalam seluruh aspek kehidupannya.
Itulah luar biasanya nilai-nilai hidup puasa dan ibadah pendukung yang lain, yakni dapat meningkatkan ketahanan rohaiah, ketahanan jasmaniah, menumbuihkan kesabaran, meningkatkan kemauan, mengenal nikmat ilahi, mendidik berjiwa santun, dan sarana latihan berserah diri kepada Allah SWT.
Ibadah dalam tuntunan agama Islam (termasuk di dalamnya ibadah Puasa) haruslah mampu memberikan dorongan bagi ummatnya untuk melakukan perubahan menuju kepada pribadi yang lebih baik dan maju. InsyaAllah! // Oleh : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M.Si/Dewan Penasihat Pimpinan Pusat Keluarga Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PP KAUMY)