Kelima, larangan menjadikan musuh Allah dan musuh Rasulullah sebagai teman setia.
Firman Allah SWT: “Wahai orang-orang yang beriman. Janganlah kamu menjadikan musuh-Ku dan musuhmu sebagai teman setia. Kamu sampaikan kepada mereka (hal-hal yang seharusnya dirahasiakan) karena rasa kasih sayang (kamu kepada mereka). Padahal, mereka telah mengingkari kebenaran yang datang kepadamu. Mereka mengusir Rasul dan kamu (dari Makkah) karena kamu
beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridaan-Ku, (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (hal-hal yang seharusnya dirahasiakan) kepada mereka karena rasa kasih sayang. Aku lebih tahu tentang apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Siapa di antara kamu yang melakukannya sungguh telah tersesat dari jalan yang lurus.” (QS. Al-Mumtahanah; 60:1).
Keenam, larangan ,enjadikan orang-orang kafir dijadikan sebagai wali dengan
mengesampingkan orang-orang mukimin.
Firman Allah SWT: “Janganlah orang-orang mukmin menjadikan orang kafir sebagai para wali dengan mengesampingkan orang-orang mukmin. Siapa
yang melakukan itu, hal itu sama sekali bukan dari (ajaran) Allah, kecuali untuk menjaga diri dari sesuatu yang kamu takuti dari mereka. Allah memperingatkan kamu tentang diri-Nya (siksa-Nya). Hanya kepada Allah tempat kembali. (QS. Ali Imran; 3:28).
Ketujuh, setan adalah sejahat-jahatnya teman. Firman Allah SWT: “Dan (juga) orang-orang yang menginfakkan hartanya karena ria dan kepada orang lain (ingin dilihat dan dipuji), dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa menjadikan setan sebagai temannya, maka (ketahuilah) dia (setan itu) adalah teman yang sangat jahat. (QS. An-Nisa’;
4:38).
Kedelapan, orang-orang shaleh adalah teman yang sebaik-baiknya.
Firman Allah SWT: “Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. An-Nisa’; 4;69).
Kesembilan, janganlah menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan
meninggalkan orang-orang mukmin.
Firman Allah SWT: “(yaitu) orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Ketahuilah bahwa semua kekuatan itu milik Allah. (QS. An-Nisa; 4:139)
Kesepuluh, pertemanan akan senantiasa terjaga dengan melakukan pendekatan yang lebih baik.
Firman Allah SWT: “Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti teman yang setia.” (QS. Al-Fussilat; 41:34). (Oleh : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si) *