HARIAN MERAPI - Betapa pentingnya penguatan keluarga dan kehadiran negara untuk mencegah tindak kekerasan dan kejahatan.
Keluarga merupakan sebuah institusi terkecil dalam masyarakat. Dari keluargalah awal generasi berkualitas terbentuk. Itulah sebabnya, bangunan sebuah keluarga haruslah kuat supaya mampu menghasilkan generasi tangguh.
Ketangguhan keluarga ditentukan oleh landasan pembangun keluarga. Landasan pembangun itu adalah aqidah. Aqidah yang menjadi dasar pemikiran semua
anggota keluarga, yang akan menguatkan ketahanan keluarga tersebut.
Baca Juga: Muhammadiyah umumkan awal Ramadhan lebih awal, begini pesan Haedar Nashir
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat. Meski demikian, perannya sangat besar. Keluarga merupakan sekolah pertama dan utama bagi setiap anak bangsa sebelum terjun ke masyarakat.
Keluarga juga fondasi utama dalam membangun sistem dan tatanan sosial sehingga ketahanan keluarga merupakan basis ketahanan nasional. Banyak keluarga yang mengalami permasalahan sosial:
maraknya perceraian, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), anak terlantar, kasus kenakalan remaja, tawuran, kejahatan, pergaulan dan seks bebas, hingga pornografi, pornoaksi, narkoba, dan sebagainya.
Dalam kasus kenakalan remaja, misalnya, peran keluarga selalu disebut sebagai faktor utama. Hal ini dapat disebabkan oleh pola pengenalan diri, komunikasi, dan pola asuh yang tidak baik oleh setiap anggota keluarga terhadap anggota lainnya.
Baca Juga: Muhammadiyah tetapkan 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada 11 Maret 2024, sedang 1 Syawal pada tanggal ini
Di sisi lain, serbuan budaya, gaya hidup, dan teknologi dari luar tidak disikapi bijak oleh masyarakat, terutama generasi mudanya. Ponsel yang seharusnya
untuk berkomunikasi malah untuk mendokumentasikan dan menyebarkan pornografi.
Televisi yang seharusnya untuk menyampaikan informasi penting juga menghibur keluarga kita, sekarang lebih banyak bersifat hedonisme dan konsumerisme yang menjauhkan keluarga kita dari nilai agama, moral, dan karakter luhur bangsa.
Disadari atau tidak, gaya hidup individual, hedonistik, permisif, dan konsumtif akan mempengaruhi pola relasi dalam keluarga. Pola relasi yang ada saat ini mengalami degradasi. Fungsi keluarga sebagai lingkungan pertama dan utama yang mengajarkan nilai moral sudah mulai terkikis.
Interaksi antar anggota keluarga tidak harmonis. Orang tua tidak lagi menjalankan perannya dalam mendidik dan mengasuh anak. Pendidikan diserahkan sepenuhnya kepada sekolah dan pengasuhan diserahkan kepada baby sitter atau pengasuh bayi.
Baca Juga: Dua supermodel Hollywood kenakan gaun karya desainer Indonesia, begini penampakannya
Keluarga menjadi seperti perusahaan atau kantor, harus ada timbal-balik secara materi. Belum lagi tingkat perceraian di Indonesia yang semakin meningkat.