HARIAN MERAPI - Orangtua penanggung jawab pertama dan utama pembentukan generasi berkualitas.
Manusia tidak dapat mengelakkan diri dari proses regenerasi, berupa berakhirnya peranan dirinya untuk diganti oleh generasi berikutnya, sehingga diperlukan penyiapan generasi bdrkualitas.
Generasi yang berkualitas adalah generasi yang diharapkan menjadi manusia-manusia sempurna, atau insan kamil. Generasi berkualitas dalam Islam adalah generasi yang shaleh shalehah.
Baca Juga: Pj Walikota Yogya Dukung Penuh Bima Perkasa Jogja pada IBL 2024, Siap Hadir di Laga Kandang Pertama
Dasi sisi agama dan moral mereka mengenal kebiasaan-kebiasaan Islami. Setiap muslim wajib berupaya untuk mewujudkan generasi berkualitas yang Islami dalam semua aspek kehidupan.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengharuskan setiap umat agar jangan menghasilkan keturunan yang lemah, tidak berdaya, dan tidak memiliki daya saing dalam kehidupan. Firman Allkah SWT:
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.” (QS. An-Nisa, 4:9).
Islam menuntun orang-orang beriman untuk membangun generasi penerus yang kuat, berdaya, sejahtera lahir batin, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Generasi berkualitas dapat dilihat dari beberapa aspek penting kepribadian seseorang, yakni aspek fisik/jasmani, aspek psikis/psikologis, aspek sosial dan kultural, serta aspek spiritual dan moral.
Secara sederhana dapat dejelaskan sebagai berikut:
Pertama, aspek fisik/jasmani. Generasi berkualitas berarti generasi yang dari segi jasmani menunjukkan tingkat kesehatan yang baik. Kesehatan jasmani dipengaruhi oleh jenis dan kualitas makanan sejak dilahirkan, pada masa kanak-kanak, remaja, dan masa dewasa.
Faktor lain yang ikut berpengaruh adalah kebersihan dalam menjalani kehidupan baik kebersihan diri, rumah dan lingkungan tempat tinggal. Kualitas jasmani ditentukan sejak masa konsepsi yang merupakan pengaruh dan tanggung jawab orang tua.
Baca Juga: Berpihak Penuh pada Konservasi Alam, Prabowo Gibran Akan Tegas dan Kolaboratif
Setelah seseorang berangsur besar dan dewasa, maka memelihara kesehatan jasmani merupakan tanggung jawab individu itu sendiri.