Pada diri seseorang, teristimewa mereka yang banyak berkecimpung di berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan harus terpatri keyakinan bahwa dirinya harus dapat dijadikan sebagai teladan bagi lingkungan sekitarnya.
Ketiga, ada hasil yang jelas manfaatnya. Seseorang akan termotivasi sangat kuat dalam suatu aktifitas apabila dirinya meyakini bahwa dari aktifitas yang sedang dilakukan akan mendatangkan lemanfaatan yang jelas dan pasti.
Sebaliknya manakala seseorang tidak memiliki keyakinan akan kemanfaatan kegiatan yang dilakukannya, dia akan melaksanakan kegiatan secara ogah-ogahan tana motivasi diri yang kuat. Mencari dan menemuan kemanfaatan suatu aktifitas merupakan kegiatan utama untuk meningkatkan motivasi diri.
Baca Juga: Bayi sering menangis tak selalu ASI ibu kurang, bisa karena ini penyebabnya
Keempat, ingin tunaikan kewajiban dengan baik. Kewajiban yang diemban seseorang harus ditunaikan dengan baik penuh tanggung jawab. Seoarng guru di sekolah misalnya harus memiliki visi yang jelas dalam bekerja yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dengan visi besar yang diembannya ini, maka seorang guru dalam mengajar bukan semata-mata menggugurkan kewajiban saja, namun karena penuaian visi yang besat dan mulia.
Motivasi capai tugas mulia yang seperti inilah yang menjafdikan pahlawan tanpa tanda jasa itu bekerja dan berkatya secara maksimal.
Kelima, ingin mendapatkan apesiasi positif. Menurut Abraham Maslow, tingkatan tertinggi dari kebutuhan dasar manusia adalah aktualisasi diri (self actualization), yaitu kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukan dirinya kepada orang lain.
Pada tahap ini, seseorang mengembangkan semaksimal mungkin segala potensi yang dimilikinya, sehingga mendapatkan apresiasi positif dati orang-oang yang
ada di sekitarnya.
Bagi orang-orang beragama, apresiasi positif dari Tuhan berupa pahala jauh lebih penting di samping apresiasi positif dari orang-orang di sekitarnya. (Oleh : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si) *