HARIAN MERAPI - Pemaaf pembawa jiwa sehat dan pribadi mulia. Salah satu sifat mahmudah adalah sifat pemaaf dan lawan daripada sifat ini adalah sifat pemarah dan pendendam.
Pemaaf berarti orang yang rela memberi maaf kepada orang lain. Sikap pemaaf berarti sikap suka memaafkan kesalahan orang lain tanpa sedikit pun ada rasa benci dan keinginan untuk membalasnya.
Dalam bahasa Arab sikap pemaaf disebut al-‘afw yang juga memiliki arti bertambah (berlebih), penghapusan, ampun, atau anugerah. Pemaaf adalah sifat luhur yang perlu ada pada diri setiap muslim.
Baca Juga: Kapolres Pimpin Serah Terima Jabatan Wakapolres Sukoharjo, Ini Nama Pejabat Barunya
Rasulullah SAW menganjurkan kepada kita untuk saling memaafkan dan meminta maaf, sebagaimana sabdanya: “Dari Aisah dari Anas berkata, Rasulullah Saw. bersabda: “Sambunglah tali silaturahmi kepada orang yang telah memutuskanmu dan maafkanlah orang-orang yang mendzalimimu.“ (HR Baihaqi).
Setiap manusia pernah melakukan kesalahan. Kesalahan dan kekhilafan adalah naluri yang melekat pada diri manusia. Rasulullah Saw. bersabda “Setiap manusia
pernah melakukan kesalahan dan sebaik-baik pelaku kesalahan itu adalah orang yang segera bertobat kepada Allah SWT.”
Pemaaf merupakan salah satu akhlak terpuji yang harus dimiliki oleh tiap-tiap orang yang beriman. Ada sebagian orang beranggapan bahwa meminta maaf itu merupakan sesuatu yang mudah untuk dilakukan, namun tidak semua orang bisa memaafkan.
Terkadang memang ada benarnya, memaafkan memang bukan perkara yang mudah. Namun perlu diperhatikan, jika kita sulit memaafkan, maka akan banyak dendam di hati kita, terlebih kita akan sulit melupakan kesalahan orang lain terhadap apa yang diperbuat kepada kita.
Baca Juga: Akses 800 ribu konten judi online sudah diputus Kominfo, berikut rincian berdasarkan platform
Pemaaf adalah sifat yang memang perlu dimiliki untuk membangun suatu karakter seseorang.
Bukan berarti memaksakan harus untuk memiliki sifat pemaaf, namun terkadang perlu kita belajar, dilatih, bagaimana kita menumbuhkan sifat itu. Pemaaf adalah sifat mulia yang akan menjadikan seseorang menjadi mulia karenanya.
Dan sikap terpuji yang seperti inilah yang akan menjadikan interaksi antar manusia menjadi semakin harmonis, menyenangkan, dan penuh keberkahan.
Banyak sekali Allah mengajarkan kepada kita agar menjadi pribadi yang pemaaf, melalui kisah cerita dari umat terdahulu, seperti kisah salah satu khalifah yaitu, Abu Bakar as-Shidiq yang menjadi sebab-sebab diturunkannya ayat berikut ini:
Baca Juga: Jumlah kunjungan wisman ke tanah air melonjak 110,86 persen, berikut data dari Badan Pusan Statistik
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nur; 24:22).