Ujian hidup untuk membuang naluri ke-aku-an manusia

photo author
- Selasa, 2 Januari 2024 | 16:40 WIB
 Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Ujian hidup untuk membuang naluri ke-aku-an manusia. Dalam kondisi yang penuh ujian dan bencana saat ini, masih banyak orang yang merasa bangga dengan apa yang dimilikinya.

Bangga akan kecerdasannya, kepandaiannya, kecantikannya, ketampanannya, kekuatan badannya, kemerduan suaranya, harta benda yang dimilikinya, jabatan yang diraihnya dan berbagai kesuksesan lain.

Manusia senang dipuji, dihargai dan dihormati sebagai bentuk dari ekspresi akan eksistensi dirinya. Sehubungan dengan hal ini, Allah sejak dini telah mengingatkan dengan firman-Nya:

Baca Juga: Laporan Masyarakat ke Polresta Yogyakarta Tahun 2023 Meningkat, Kasus Terbanyak Narkoba, Penipuan dan Pencurian

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman; 31:18).

Kecenderungan atau keinginan untuk menonjolkan ke-aku-an adalah bagian dari
karakter manusia yang tidak bisa dibuang atau dihilangkan, tetapi hanya bisa dikelola atau diatur sehingga memunculkan sifat positif seperti; rendah hati, arif, bijaksana, berhati mulia, dan berbagai akhlak mulia yang lain.

Dan dalam konteks pengelolaan atau pengaturan diri ini, ujian hidup yang semakin berat ini merupakan momentum yang paling efektif untuk membakar ke-aku-an manusia.

Proses membuang ke-aku-an ini dapat dianalogikan dengan pembakaran sebatang besi yang akan diproses menjadi pisau, alat rumah tangga, atau alat musik tertentu yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Baca Juga: Kiat bikin resolusi tahun baru, harus realistis jangan buat frustasi

Sifat besi yang dingin, ketika dibakar menjadi panas. Besi yang panas ini
ketika ditempelkan pada selembar kertas, maka kertas itu akan ikut terbakar, atau minimal menjadi gosong.

Hal ini sama artinya dengan orang yang sedang mengahadpi ujian hidup, ia
sebenarnya telah melakukan proses membuang sifat-sifat yang merusak (negatif), termasuk sifat sombong (takabur), ria, iri, dengki dan sebagainya.

Inilah bagian hikmah diturunkannya ujian hidup untuk membakar/membuang sifat-sifat negatif diri manusia menjadi sifat positif yang mampu menambah nilai harga diri seseorang.

Sama halnya dengan prosesi pembakaran besi menjadi pisau, besi yang bersifat tumpul, tetapi setelah dibakar dapat menjadi tajam, namun materi dasarnya tetap besi. Inilah gambaran yang paling sederhana fungsi strategis datangnya ujian dalam pembentukan sifat-sifat positif manusia.

Baca Juga: Generasi muda harus melek politik, suatu saat bisa membawa kembali demokrasi yang bersih di Indonesia

Ke-aku-an manusia yang cenderung mengutamakan diri sendiri, individualistis, egois dan memandang dunia luar sebagai ancaman -- setelah ditempa melalui musibah Covid-19 beberapa saat lalu --, akan melahirkan aku yang menyejarah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X