KETELADANAN dalam pendidikan merupakan metode dan strategi yang sangat berpengaruh dan terbukti berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual dan etos sosial anak sejak usia dini.
Hal ini karena pendidik/orangtua merupakan figur terbaik dalam pandangan anak yang tindak tanduk serta sopan santunnya disadari atau tidak akan menjadi perhatian anak-anak sekaligus akan ditiru dan diikutinya.
Pengungkapan kata teladan (uswah) dalam al-Quran dinyatakan sebanyak tiga kali, yaitu dalam QS. Al-Ahzab, 33:21, QS. Al-Mumtahanah, 60:4 dan 6. Kata uswah yang terdapat dalam Surat Al-Ahzab menerangkan keteladanan Rasulullah Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wasallam, dan Surat Al-Mumtahanah ayat 4 dan 6 menerangkan keteladanan Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam.
Baca Juga: Dani King Heran, Karya Lukisannya Sering Dianggap Misteri, Magis dan Aneh
Dalam QS. Al-Ahzab ayat 21 Allah menjelaskan bahwa Rasulullah Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wasallam merupakan suri teladan yang harus diikuti oleh umat Islam, dan keteladanan beliau diungkapkan dengan uswah hasanah (keteladanan yang baik), sebagaimana firman-Nya: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah”.
Ayat ini menjadi dasar bahwa segala sesuatu yang berasal dari beliau, hendaknya harus diikuti. Segala perkataan, perbuatan, tindakan yang beliau lakukan, baik yang berkaitan dengan kehidupan pribadi dalam keluarga, dalam masyarakat, dan dalam kehidupan yang menyangkut kehidupan orang banyak (baca: bernegara) hendaknya dijadikan contoh oleh umat Islam.
Manusia memiliki kecenderungan untuk mencari suri teladan yang menjadi pedoman yang akan menerangi jalan kebenaran dan dapat menjadi contoh kehidupan dalam melaksanakan syari’at yang telah ditentukan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Baca Juga: Dari 21 Objek Wisata yang Diajukan Pemda Sleman, Baru Candi Boko yang Mendapat Izin Uji Coba
Maka dari itu Rasulullah Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wasallam tampil sebagai teladan sepanjang masa baik teladan sebagai seorang pemimpin keluarga yang penuh perhatian dan kemesraan, sebagai seorang teman yang sangat setia, pemimpin pasukan perang yang tegas juga pemimpin Negara yang amanah.
Beliau teladan dalam sifat kebapakan, dalam memperlakukan anak-anak kecil dengan sifat kasih sayangnya, dalam pergaulan bersama sahabat dan tetangga. Beliau berlaku lemah lembut terhadap semua orang yang dijumpai, termasuk tetangga beliau yang memusuhinya.
Dalam kaitannya dengan keteladanan dalam pendidikan, ada dua tipe peneladanan; Pertama, pengaruh langsung yang tidak disengaja. Keberhasilan tipe peneladanan ini banyak bergantung pada kualitas, kesungguhan dan karakteristik yang dijadikan teladan, seperti keilmuan, kepemimpinan, keikhlasan, dan sebagainya.
Baca Juga: Sebanyak 3.939 Pelajar di Rejang Lebong Mendapat Beasiswa PIP
Dalam kondisi seperti ini, pengaruh teladan berjalan secara langsung tanpa disengaja. Ini berarti bahwa setiap orang yang diharapkan dapat dijadikan teladan untuk memelihara tingkah lakunya. Hal ini disertai kesadaran bahwa ia bertanggung jawab di hadapan Allah dalam segala hal yang diikuti oleh orang lain, terlebih pada para pengagumnya.
Di sinilah arti penting akhlak yang mulia bagi orang-orang yang menjadi contoh dan panutan di lingkungan kehidupannya.
Kedua, adalah tipe peneladanan yang disengaja. Dalam hal ini, pengaruh peneladanan terkadang dilakukan dengan sengaja untuk diikuti orang lain. Seorang ustadz/ustadzah memberikan contoh bagaimana membaca al-Quran dengan baik dan benar agar para terdidik dapat menirunya.