Enam bentuk keberanian orang beriman, diantaranya memiliki daya resiliensi yang besar

photo author
- Selasa, 26 Desember 2023 | 16:40 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Ada enam bentuk keberanian orang beriman, diantaranya adalah memiliki daya resiliensi yang besar.

Keberanian (syaja’ah) merupakan kondisi bathiniah seseorang yang diwujudkan dalam setiap lahiriahnya untuk berbuat atau tidak berbuat dengan menerima segala resiko.

Berani berbuat itu karena didasarkan pada kebenaran dan keyakinan diri. Tidak berani berbuat andaikata sesuatu itu memang harus kita jauhi dan kita
tinggalkan, karena bertentangan dengan norma-norma agama, adat istiadat ataupun susila.

Baca Juga: Begini suasana pelabuhan Bakauheni Lampung saat libur Natal

Sebagai seorang muslim (orangt-orang yang beriman), kita seharusnya memiliki keberanian. Kita harus dapat mengendalikan rasa takut yang tidak perlu, karena kita memiliki sandaran dan pelindung yang kokoh yaitu Allah SWT.

Sepanjang persoalan yang kita hadapi itu kita yakini kebenarannya, maka tidak perlu takut dan harus dihadapinya dengan penuh tanggung jawab.

Setidaknya adaenam macam bentuk asy-syaja’ah (keberanian) bagi seorang muslim, yakni:

Pertama, memiliki daya resiliensi atau daya tahan besar. Seseorang dapat dikatakan memiliki sifat berani jika ia memiliki daya tahan yang besar atau resiliensi untuk menghadapi kesulitan, penderitaan dan mungkin saja bahaya dan penyiksaan karena ia berada di jalan Allah.

Baca Juga: Sukseskan Pemilu 2024 Lewat Senam Massal di Seyegan Sleman

Kedua, berterus terang dalam kebenaran. “Qulil haq walau kaana muuran” (katakan yang benar meskipun itu pahit) dan berkata benar di hadapan penguasa yang zhalim adalah juga salah satu bentuk jihad bil lisan.

Jelas saja dibutuhkan keberanian menanggung segala resiko bila kita senantiasa berterus terang dalam kebenaran.

Ketiga, kemampuan menyimpan rahasia. Orang yang berani adalah orang yang bekerja dengan baik, cermat dan penuh perhitungan terutama dalam persiapan jihad menghadapi perjuangan hidup.

Kemampuan merencanakan dan mengatur strategi termasuk di dalamnya mampu menyimpan rahasia adalah merupakan bentuk keberanian yang bertanggung jawab.

Baca Juga: Khitan massal gratis gunakan metode laser di RS AMC Muhammadiyah Yogya, ini keunggulannya

Keempat, mengakui kesalahan. Seseorang yang memiliki sifat pengecut adalah tidak mau mengakui kesalahan, mencari kambing hitam dan bersikap “lempar batu, sembunyi tangan”.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X