INI fenomena unik. Seorang laki-laki menyamar sebagai masinis hanya sekadar ingin membahagiakan ibunya. Laki-laki tersebut, DY (20), asal Blitar, kini malah berurusan dengan polisi lantaran mencuri HP milik kenalan barunya Ammar (21), warga Malang yang kos di Jetis Jogja.
Singkat cerita, lantaran Ammar tahunya DY adalah masinis, ia mempersilakan yang bersangkutan menginap di rumah kosnya. Sehari tidak masalah, barulah hari berikutnya, DY tak pamit dan tahu-tahu HP Ammar raib.
Ternyata diembat DY. Ammar pun melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Jetis. Hebatnya, polisi bisa melacak identitas DY melalui tiket yang dibelinya. DY pun berhasil ditangkap dan mengakui terus terang perbuatannya.
Baca Juga: Anda masih kesulitan mengolah daging supaya empuk? Lakukan langkah berikut ini
DY berdalih menjadi masinis gadungan karena ingin membahagiakan ibunya. Pasalnya, ia gagal saat seleksi masinis. Ia kemudian membeli baju masinis lewat online. Selanjutnya ia mengenakan baju masinis itu dan bertemu dengan DY di Stasiun Lempuyangan. Itulah awal mula DY melakukan aksinya hingga menggasak HP milik Ammar.
Namun, apa hubungannya pencurian HP dengan penyamaran DY sebagai masinis ? Tentu itu hanya trik pelaku agar korbannya percaya, sehingga DY tak kesulitan melancarkan aksinya, termasuk bisa menginap di rumah korban. Agaknya, korban benar-benar percaya bahywa DY adalah seorang masinis, yang hanya dilihat dari pakaiannya.
Padahal, pakaian apapun kini dengan mudah bisa dibeli secara online, lewat market place misalnya. Tak hanya pakaian masinis, seragam dokter, polisi, jaksa bisa dipesan lewat online.
Baca Juga: Pemkab Sleman gelar lomba Kalurahan Sadar Hukum, begini tujuannya
Rupanya aplikasi semacam market place, tak ada urusan dengan pemanfaatan barang yang dijual. Mereka hanya menjual dengan motivasi bisnis semata. Soal pakaian itu disalahgunakan untuk menipu dan sebagainya, bukan urusan market place.
Bisa dikatakan, market place hanya sarana atau alat untuk bertransaksi antara penjual dan pembeli. Soal apakah barangnya legal atau tidak, serta untuk tujuan apa, tak pernah menjadi perhatian admin market place. Inilah yang mestinya ditertibkan.
Seperti halnya kasus penjualan obat ilegal yang dibongkar Polres Sleman beberapa hari lalu, penjualannya lewat market place. Untungnya masyarakat melapor ke polisi karena curiga, sehingga kasusnya terungkap.
Terkait jual beli pakaian seragam dinas, mestinya diatur sehingga tidak disalahgunakan seperti dilakukan DY. Lantas, apa hubungannya DY membahagiakan ibunya dengan menyamar sebagai masinis dan perbuatannya mencuri HP milik Ammar ? Inilah yang harus didalami polisi. (Hudono)