Baca Juga: Pedagang di Pasar Tempel Sleman perkirakan harga beras terus bertahan tinggi hingga 3 bulan ke depan
Dari hal ini menunjukkan bahwa orang-orang beriman tidak boleh sia-siakan waktu dan selalu mengingat Allah.
Kedua, kematian lebih layak bagi orang-orang yang menyia-nyiakan waktu.
Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekadar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan (baca: kesia-siaan), maka sungguh kematian lebih layak bagi diri seseorang.
Manfaatkan waktu dengan yang sebaik-baiknya, sehingga kesempatan yang ada tidak hilang begitu saja. Hasan Al-Basri mengatakan bahwa Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari.
Tatkala satu hari itu hilang, maka akan hilang pula sebagian dirimu. Bahkan hampir-hampir sebagian harimu berlalu, lalu hilanglah seluruh dirimu (baca: mati) sedangkan engkau mengetahuinya.
Baca Juga: Danrem 074 Warastratama Surakarta Ingatkan Netralitas TNI Jelang Pemilu 2024
Oleh karena itu, beramallah sebanyak-banyaknya selagi ajal belum menjemput kita. Ingat, ajal akan datang dalam situasi yang seperti apapun.
Ketiga, jika tidak tersibukkan dengan kebaikan, pasti akan terjatuh pada perkara yang sia-sia dan mubadzir.
Hidup adalah pilihan; kita akan memilih hidup yang manfaat dengan kegiatan dan aktifitas sesuai dengan kehendak-Nya ataukah hanya sekadar mengikuti saja apa yang menjadi keinginan dirinya.
Orang-orang yang beriman, karena dalam hidup senantiasa mengharap ridha-Nya, maka mereka tidak pernah menyia-nyiakan waktu yang ada.
Mereka pergunakan waktunya untuk hal-hal yang positif dan banyak membawa kemanfaatan baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain.
Semoga Allah, senantiasa memudahkan kami selaku hamba-Mu untuk memanfaatkan waktu ini dengan sebaik-baiknya dalam ketaatan dan dijauhkan dari kelalaian. Aamiin. (Oleh : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si) *