Potret Gelap Film Broker yang Tersaji Lewat Konsep Kotak Bayi

photo author
- Senin, 20 Juni 2022 | 09:00 WIB
Song Kang-ho dan Gang Dong-won dalam film "Broker" karya sutradara Hirokazu Kore-eda.  (ANTARA/HO-CJ E&M via CBI Pictures)
Song Kang-ho dan Gang Dong-won dalam film "Broker" karya sutradara Hirokazu Kore-eda. (ANTARA/HO-CJ E&M via CBI Pictures)

Kehadiran kotak bayi telah menimbulkan kontroversi sejak lama. Pada satu sisi, kotak bayi dapat berfungsi sebagai tempat aman para bayi yang tidak diinginkan untuk diselamatkan, namun pada sisi lain kotak bayi diklaim turut mendorong para ibu mengambil jalan keluar termudah dari tanggung jawab mereka.

Baca Juga: Wajib Militer Korea Selatan dalam Serial 'Deserter Pursuit' Memicu Perdebatan

Di Korea Selatan sendiri di dunia nyata, salah satu orang yang paling dikenal karena telah membuat dan menyediakan kotak bayi ialah pendeta gereja Lee Jong-rak.

Mulanya Lee menemukan bayi yang baru lahir yang ditinggalkan di depan rumahnya. Peristiwa itu terjadi beberapa kali sehingga ia merasa perlu membuat sebuah ruang aman untuk bayi yang dibuang.

Pemerintah Korea Selatan telah memperingatkan bahwa tindakan Lee itu rentan bersentuhan dengan hukum pidana. Pemerintah ingin berkomitmen memenuhi Konvensi PBB agar para anak yang ditelantarkan tetap memiliki hak untuk mengetahui identitasnya termasuk hubungan keluarga.

Baca Juga: Fakta-fakta Menarik dari Serial Terbaru 'Star Wars'

Namun menurut wawancara kantor berita Yonhap pada 2019, Lee menolak untuk memasang kamera keamanan serta secara teratur menghapus sidik jari yang tertinggal di kotak agar orang tua tidak tertangkap dan dihukum.

Lee ingin agar perempuan yang melahirkan anak di luar nikah, termasuk korban pemerkosaan, juga memiliki ruang aman dengan memilih untuk menyembunyikan identitas.

Dilema antara dua sisi, antara pemenuhan hak anak dan ibu, itulah yang juga ditunjukkan dalam film “Broker” dengan cara halus tanpa terjebak dalam pandangan hitam-putih. Baik Dong-soo maupun So-young sama-sama mengajukan pertanyaan fundamental.

Dong-soo sebagai laki-laki dewasa yang menyimpan masa lalu kelam selalu mempertanyakan tindakan ibu yang membuang bayinya dan tak memberi kesempatan pada anak-anak terlantar untuk menelusuri identitas aslinya.

Baca Juga: Kepala BNN Tegaskan Tidak Ada Wacana Legalisasi Ganja di Indonesia

Sementara So-young harus bergumul dengan stigma “perempuan jahat” di samping dirinya juga mengemban permasalahan-permasalahan rumit.

Ketika mendapat pertanyaan dari detektif mengapa ia harus sampai membuang bayi kalau memang tidak menginginkan mereka, So-young justru mengajukan pertanyaan balik; lantas apakah dirinya harus melakukan aborsi?

Yang menarik, karakter-karakter dalam film “Broker” berkembang sedemikian rupa. Pertanyaan-pertanyaan fundamental itu justru mempertalikan hubungan mereka satu sama lain, termasuk detektif Soo-jin yang berdiri sebagai seorang polisi sekaligus seorang perempuan/ibu yang berempati.

Sejak awal kemunculan ide, Kore-eda sendiri telah membayangkan bahwa cerita akan berjalan dengan perhatian utama pada seorang makelar yang menjual anak-anak dalam kotak bayi namun pada saat yang sama cerita juga menyoroti tentang bagaimana dua perempuan “menjadi ibu” melalui hubungan mereka dengan bayinya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X