“Koen kabeh, mek dadi tumbal gawe cah iki (Kalian semua, hanya jadi tumbal untuk anak ini),” Dela terus saja tertawa.
Sebelum akhirnya Sri melompat, berbalik mencengkeram Dela, Sri tahu bagaimana harus menghentikannya.
Ia guyur Dela dengan air kembang itu, benar saja, Dela berteriak kesakitan.
“Koen lapo! Jupukno tali ireng iku (Kamu jangan diam saja, ambilkan tali hitam itu),” perintah Sri kepada Erna.
Baca Juga: Jadi Saksi Kisah Pilu KKN di Desa Penari, Ini Pesan Nur yang Disampaikan Lewat Tulisan SimpleMan!
Erna yang masih kebingungan, lalu mengambil tali hitam itu, memberikannya kepada Sri, dan langsung diikatkan tepat di leher.
“Onok opo iki Sri (Ada apa ini Sri),” tanya Erna, yang ikut menahan tubuh Dela. Tubuh gadis yang dirasuki itu terus meronta.
Dela akhirnya tenang, dan tidur kembali, Sri kemudian mengingat tangan dan kaki Dela dengan benar, baru menutup tubuhnya dengan keranda bambu kuning.
Sri dan Erna begitu shock, kaget, tidak percaya dengan apa yang barusan dilihat, tapi itu benar-benar mereka hadapi.
Baca Juga: Gagal Kelabuhi Polisi, Pembunuh Pacar di Sukabumi Ini Menyamar Jadi Tarzan Pakai Rambut Palsu
Erna mulai menangis, “Aku kepengin muleh (Aku ingin pulang),”
Sri tidak berkomentar, ia sadar, ia pun punya keinginan yang sama, pulang!
Tapi, itu bukan pilihan yang baik, karena mereka sudah terikat kontrak, dan pasti aka nada risiko yang sudah menunggu, jika mereka pulang.
Sri singkirkan keinginannya untuk pulang, ada yang ingin ia ungkap, apa yang sebenarnya dirahasiakan Mbah Tamin? *