Misteri Gua Payaman Sedayu Bantul 3 Habis: Ada jimat Kiai Semar sering menampakkan diri

photo author
- Senin, 13 Mei 2024 | 09:30 WIB
Jalan setapak menuju Gua Lanang di kawasan Gua Payaman, Padukuhan Kepuhan, Sedayu, Bantul, Yogyakarta. ( Foto: Koko Triarko)
Jalan setapak menuju Gua Lanang di kawasan Gua Payaman, Padukuhan Kepuhan, Sedayu, Bantul, Yogyakarta. ( Foto: Koko Triarko)



HARIAN MERAPIGua Payaman di Sedayu, Bantul, Yogyakarta, hingga kini
masih sering menjadi tempat tirakat. Tak sedikit orang percaya gua
keramat ini menyimpan banyak pusaka warisan zaman Majapahit.

Sejumlah orang mengaku sering melihat penampakan cahaya di Gua Payaman
Sedayu Bantul. Cahaya tersebut dipercaya sebagai pancaran sinar pusaka
atau jimat sakti.

Kisah tutur warga setempat menyebut, ada pusaka Kiai Semar di Gua
Payaman Sedayu Bantul tersebut. Bahkan, seringkali ada orang yang
mengaku pernah mendapatkannya.

Baca Juga: ITDA Carnival Expo 2024, Ajang Hiburan bagi Masyarakat di Sekitar Kampus

Anehnya setiap kali ada orang yang mengaku mendapatkan pusaka Kiai
Semar, lain hari ada lagi pelaku tirakat yang juga mengaku
mendapatkannya. Hal itu membuat warga percaya, kalau jimat Kiai Semar
tak mau pindah dari Gua Payaman.

Lepas dari kisah tutur tentang banyaknya pusaka atau jimat sakti
warisan zaman Majapahit, Gua Payaman di Sedayu Bantul ini juga punya
kisah sejarah.

Gua Payaman di Sedayu Bantul ini juga merupakan petilasan Pangeran
Diponegoro saat perang gerilya. Bahkan, tak jauh dari Gua Payaman juga
masih ada lagi satu gua kecil yang disebut Gua Lanang.

“Di dekat Gua Lanang itu ada belik atau mata air yang dipercaya bisa
memberi berkah panjang umur, awet muda, dan kesejahteraan,” kata
Ngadiman.

Baca Juga: Digigit Ular Welang, Bocah Tiga Tahun di Subangkulon Sukabumi Meninggal

Menurut Ngadiman, belik yang disebut Sendang Kawidodaren itu airnya
tak pernah surut. Sendang ini juga menjadi satu-satunya sumber air
alami yang ada di perbukitan kapur Padukuhan Kepuhan.

“Padukuhan Kepuhan ini termasuk sulit air. Kalau membuat sumur harus
dalam. Jadi, sendang yang tidak pernah surut itu sering menjadi
penolong di saat musim kemarau,” kata Ngadiman.

Sementara itu, keberadaan Gua Lanang membuat Gua Payaman sering
disebut sebagai Gua Wedok. Keduanya menjadi sepasang gua keramat.
Konon, Gua Lanang sering digunakan bertapa oleh Pangeran Diponegoro.

Baca Juga: Fakta-fakta Kecelakaan Maut Bus Trans Putera Fajar di Ciater Subang, Kemenhub: Tak Uji Berkala Tiap Enam Bulan

Adanya kisah tutur tentang Pangeran Diponegoro, seakan membuat
sejumlah orang semakin percaya terhadap kekeramatan Gua Payaman Sedayu
Bantul. *

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X