Dia selama di SMA Muhi Yogyakarta tekun mengikuti berbagai macam pelatihan, lomba, dan menulis buku kumpulan cerpen.
Ada sekitar 30 sertifikat pelatihan dan seminar yang telah dia kumpulkan. Dia juga telah mendapatkan sekitar 18 sertifikat kejuaraan tingkat regional dan nasional dan telah menerbitkan 2 buah karya buku kumpulan cerpen.
SMA Muhi Yogyakarta berkomitmen tinggi dalam menggiatkan literasi digital. Hal ini tercermin dari kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan dengan basis literasi.
Setiap guru wajib melakukan presensi mengajar, penugasan melalui LMS, dan mengisi buku kemajuan sekolah secara online.
Baca Juga: Bisakah kekurangan sinar matahari diganti suplemen Vitamin D, ini jawaban dokter Andi Khomeini
Presensi kehadiran siswa dan presensi sholat berjamaah juga telah dikelola secara online dan terhubung langsung ke WhatsApp orang tua.
SMA Muhi Yogya setiap hari juga menyajikan berita sekolah melalui website dan flayer.
Selain itu, pembelajaran di kelas internasional program Global Assessment Certificate dan TeachCast with Oxford sudah menggunakan sistem online yang terhubung langsung dengan tutor dari Amerika Serikat.
SMA Muhi Yogyakarta melakukan literasi digital agar sekolah siap menjawab tantangan zaman yaitu dengan membekali peserta didik dengan kemampuan yang dibutuhkan menghadapi era industri 4.0.
Baca Juga: Inilah kolaborasi paling ditunggu, Young K DAY6 dengan H1-Key untuk mini album
“Tentu saja ini dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai dasar yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menjadi pondasi dalam menjawab beragam jenis tantangan zaman,” ujar Kepala SMA Muhi.
Berbagai program tersebut menjadi bukti literasi digital yang telah dilakukan oleh sekolah.
“Terima kasih Bapak Ibu Guru dan Tenaga Kependidikan SMA Muhi. Sekolah kita mendapat anugerah sebagai sekolah literasi digital tingkat SMA, MA, SMK, Muhammadiyah se-DIY. Alhamdulillah. Ini kerja tim kita yang hebat” pungkas Kepala SMA Muhi. *