Baca Juga: Terseret Arus Sungai, Anggota Brimob Polda Kepri Gugur Saat Bertugas di Sulteng, Ini Kronologinya
Materi pada sesi kedua disampaikan oleh Paryanto Rohma M.Ag selaku anggota majelis kader Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Materi yang disampaikan tentang komitmen kader dalam mengembangkan amal usaha Muhammadiyah.
Para peserta dibagi menjadi 4 kelompok untuk diminta menuliskan komitmennya untuk memajukan SMA Muhi tercinta. Pada akhir sesi kedua ini, perwakilan kelompok menyampaikan berbagai komitmennya untuk disetujui bersama.
Sedang pada sesi ketiga diisi materi tentang Islam Washatiyah oleh Dosen Ilmu Hadist UAD Hatib Rahmawan M.Ag.
Baca Juga: Bayern Muenchen Patok Harga Rp 939 Miliar untuk Robert Lewandowski
Dia memaparkan konsep Islam Washatiyah yang artinya adalah ajaran Islam yang mengarahkan umatnya agar adil, seimbang, bermaslahat, dan proporsional.
Warga Muhammadiyah dituntut untuk berpikir moderat dalam semua aspek kegidupan. Pada kesempatan ini juga dipaparkan tentang berbagai pandangan Islam radikal dan Islam liberal agar peserta mampu menjauhinya.
Sedang materi tentang internasionalisasi Muhammadiyah disampaikan Muhammad Aziz S.T, M.Cs yang saat ini sebagai mahasiswa S3 di Hohai University sekaligus ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah China.
Dia memaparkan berbagai kemajuan China dari aspek pendidikan, kesehatan, dan kebudayaannya.
Baca Juga: Dampak Krisis Ekonomi Sri Lanka, Dubes RI: WNI Sepakat Evakuasi Bukan Pilihan
Ada beberapa hal yang perlu dicontoh dari negara China ini di antaranya tentang kejujuran, komitmen, inovasi, dan kerja keras.
Diharapkan nilai–nilai positif tersebut dapat ditiru oleh peserta untuk kemajuan SMA Muhi.
Sedang pada hari kedua digelar kegiatan outbond. Kegiatan outbond ini selain untuk refreshing juga bertujuan untuk edukasi dan pelatihan agar peserta bisa bekerja dengan lebih produktif.
Baca Juga: Ketua Satgas IDI Ingatkan Penularan Covid-19 Indonesia Sedang Tinggi, Semoga Tidak Jadi Tren