Mahasiswa KKN UMBY Latih ‘Sri Widodo’ di Klaten Bikin Pupuk Kompos dari Gulma Jenis Siam

photo author
- Selasa, 22 Februari 2022 | 21:05 WIB
Mahasiswa KKN UMBY saat memberi pelatihan pembuatan pupuk kompos berbahan tanaman gulma jenis siam.  (Foto: Dok Humas UMBY)
Mahasiswa KKN UMBY saat memberi pelatihan pembuatan pupuk kompos berbahan tanaman gulma jenis siam. (Foto: Dok Humas UMBY)

KLATEN, harianmerapi.com – Tanaman gulma jenis siam sering tumbuh liar seperti di pinggir jalan dan areal persawahan. Tak jarang dibabat bersih, lalu dibiarkan mengering dan membusuk.

Padahal tanaman gulma jenis siam atau di daerah lain bisa mempunyai sebutan berbeda, memiliki banyak keunggulan jika diolah menjadi pupuk kompos.

Tanaman gulma jenis siam dengan nama ilmiah Chromolaena odorata tersebut antara lain mempunyai kadar nitrogen tinggi, 2.73 persen, bahkan lebih tinggi dari pupuk kandang dari kotoran sapi yang memiliki kadar nitrogen sebesar, 0.95 persen.

Baca Juga: Shayne Pattynama Bek Viking FK Siap Gabung Timnas, Ini Perjalanan Karirnya: Dimulai dari Akademi Ajax

Beberapa alasan tersebut mendorong mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 40 Universitas Mercu Buana Yogyakarta(UMBY) memberikan pelatihan dan pendampingan pembuatan pupuk kompos berbahan baku tanaman gulma jenis siam kepada Kelompok Tani Sri Widodo di Prigi Wetan, Jogosetran, Kalikotes Klaten.

Menurut salah satu mahasiswa KKN Kelompok 40 UMBY, Alfian, kelompoknya terdiri dari 11 mahasiswa UMBY dari beberapa program studi, yakni ia sendiri, Johan, Widya, Sukma, Nila, Ifah, Lado, Don, Annisa, Rian dan Ermil.

Lalu sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Daniel Widhiatama SPd MHum. Sedangkan sebagai pendamping pelatihan pembuatan pupuk kompos berbahan tanaman gulma jenis siam, yakni Dr Ir Bambang Nugroho.

Baca Juga: Misteri Janda Berhubungan dengan Makhluk Halus yang Menyamar Lelaki Perlente Setiap Malam Jumat Kliwon

“Keunggulan penting lain membuat pupuk kompos berbahan tanaman gulma jenis siam, antara lain bahan yang digunakan cukup mudah, hanya memerlukan tiga bahan, yaitu daun tanaman siam, tetes tebu dan EM4,” jelas Alfian, baru-baru ini.

Selain itu, sebutnya, waktu pembuatannya cukup singkat, sebab antara tujuh sampai sepuluh hari setelah proses fermentasi, pupuk sudah bisa digunakan. Bahkan tidak menghasilkan amoniak yang tinggi.

Sebagai DPL mahasiswa KKN Kelompok 40 UMBY, Daniel Widhiatama berharap, dengan adanya pelatihan pembuatan pupuk kompos berbahan tanaman gulma jenis siam dapat memberi keuntungan bagi para petani khususnya yang tergabung di Kelompok Tani Sri Widodo.

Baca Juga: Adam Deni Minta Maaf kepada Ahmad Sahroni

“Bisa juga ditularkan ke petani-petani lain, dan semoga juga dengan pembuatan pupuk kompos tersebut bisa mengangkat perekonomian warga, misalnya dikemas dengan bagus lalu dipasarkan,” terangnya.

Sementara itu Ketua Kelompok Tani Sri Widodo di Kalikotes Klaten, Sunyoto mengungkapkan, pelatihan dan pendampingan pembuatan pupuk kompos berbahan tanaman gulma jenis siam penting untuk dapat diterapkan.

“Pupuk kompos yang dibuat dari tanaman gulma jenis siam bisa menjadi alternatif bagi petani yang kesulitan mendapatkan pupuk, karena terbatasnya bantuan pupuk kimia dari pemerintah,” urainya.*

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X