pendidikan

Temuan Peneliti UII Ungkap Fakta Mengejutkan: Hujan di Yogyakarta Mengandung Mikroplastik

Selasa, 14 Oktober 2025 | 08:00 WIB
Elvino Rudi Hendrawan, mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII bersama pembimbing dan penguji pendadaran, Senin (13/10/2025). (Foto: Dok. Istimewa)

“Kita perlu mulai memperhitungkan kontribusi sektor transportasi terhadap polusi plastik udara, bukan hanya polusi gas buang,” jelasnya.

Fenomena serupa juga telah ditemukan di berbagai negara. Penelitian Allen et al. (2019) di Pegunungan Pyrenees (Prancis) menemukan partikel mikroplastik di hujan pada kawasan terpencil. Di Amerika Serikat, US Geological Survey (2019) melaporkan fenomena “plastic rain” di Colorado. Sementara di Asia, studi Huang et al. (2021) di Guangzhou, Tiongkok, menunjukkan konsentrasi tinggi mikroplastik dalam presipitasi akibat padatnya aktivitas lalu lintas.

Baca Juga: Wali Kota Yogyakarta Terbitkan Surat Edaran Pembatasan Penggunaan Plastik

Dengan demikian, temuan Elvino menempatkan Yogyakarta dalam peta global riset atmosferik mikroplastik, memperlihatkan bahwa fenomena ini tidak hanya milik kota-kota besar di luar negeri, tetapi juga terjadi di Indonesia.

Menurut peneliti, mikroplastik berpotensi masuk ke sistem lingkungan lain, termasuk air tanah, sungai, dan udara ambien. Jika terakumulasi, partikel-partikel ini dapat berdampak terhadap ekosistem dan kesehatan manusia.

“Air hujan yang seharusnya menjadi sumber air bersih kini berpotensi menjadi media penyebaran polutan,” kata Elvino.

Baca Juga: Pemda DIY Bakal Tambah Becak Kayuh Listrik Gantikan Bentor

Masyarakat diimbau untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mengoptimalkan transportasi publik guna menekan sumber emisi partikel mikroplastik dari kendaraan bermotor.

Kesadaran publik perlu disertai dengan riset lanjutan yang melibatkan perguruan tinggi dan pemerintah daerah. 

Dosen penguji, Dr. Suphia Rahmawati, menilai penelitian ini membuka ruang besar bagi riset lanjutan.

“Langkah berikutnya bisa diarahkan untuk mengukur hubungan antara mikroplastik di udara, air hujan, dan air tanah. Selain itu, perlu dikaji dampak toksikologinya terhadap organisme dan tanaman,” ujarnya.

Baca Juga: Tradisi Lelang Klenteng Tjong Hok Bio Pati Menghayati Penghormatan Dewa Bumi

Mahasiswa Teknik Lingkungan UII ke depan diharapkan mengembangkan pendekatan multi-disipliner untuk memantau polusi plastik atmosferik menggunakan teknologi spektroskopi, model spasial, serta integrasi data meteorologi.

Fenomena hujan mikroplastik ini mengingatkan bahwa pencemaran plastik tidak lagi terbatas di darat dan laut, tetapi juga di udara yang kita hirup setiap hari. Langit Yogyakarta yang indah ternyata menyimpan partikel halus hasil aktivitas manusia modern.

“Ini bukan sekadar temuan akademik, tapi pesan ekologis: bumi sedang ‘mengembalikan’ plastik yang kita buang,” tutur Prof. Widodo. *

Halaman:

Tags

Terkini