Temuan Peneliti UII Ungkap Fakta Mengejutkan: Hujan di Yogyakarta Mengandung Mikroplastik

photo author
- Selasa, 14 Oktober 2025 | 08:00 WIB
Elvino Rudi Hendrawan, mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII bersama pembimbing dan penguji pendadaran, Senin (13/10/2025).  (Foto: Dok. Istimewa)
Elvino Rudi Hendrawan, mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII bersama pembimbing dan penguji pendadaran, Senin (13/10/2025). (Foto: Dok. Istimewa)

HARIAN MERAPI – Air hujan yang selama ini dianggap bersih ternyata tidak sepenuhnya bebas dari polutan. Penelitian mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) mengungkap bahwa air hujan di kawasan perkotaan Yogyakarta dan Kampus Terpadu UII mengandung partikel mikroplastik. Temuan ini menjadi peringatan dini tentang ancaman pencemaran udara dan air yang makin kompleks.

Penelitian berjudul 'Identifikasi Konsentrasi Mikroplastik pada Air Hujan di Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia dan Kawasan Perkotaan Yogyakarta' ini dilakukan oleh Elvino Rudi Hendrawan, mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII.

Penelitian ini dibimbing oleh Prof. Dr.-Ing. Ir. Widodo Brontowiyono dan Adam Rus Nugroho, S.T., M.T., Ph.D., serta diuji oleh Dr. Suphia Rahmawati, S.T., M.T. Adapun ujian pendadaran dilaksanakan di FTSP UII, Senin (13/10/2025).

Baca Juga: Hasil Penelitian Mahasiswi Teknik Lingkungan UII: Mikroplastik Ditemukan dalam Air Tanah Pesisir Parangtritis

Elvino mengambil sampel air hujan dari enam titik lokasi, yaitu dua titik di Kampus Terpadu UII dan empat titik di kawasan Ringroad Utara, Ringroad Barat, Tugu, dan Malioboro. Analisis dilakukan melalui proses penyaringan dan pengamatan menggunakan mikroskop digital dan spektrofotometri FTIR untuk mengetahui jenis polimer mikroplastik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh sampel air hujan yang dikumpulkan positif mengandung mikroplastik.

“Dari sepuluh sampel air hujan dan dua blanko kontrol, ditemukan total 821 partikel mikroplastik, dengan jenis paling dominan berupa fiber (serat halus) sebesar 76,72%, diikuti oleh fragmen dan film,” jelas Elvino.

Baca Juga: Gunung Rinjani hadapi ancaman serius polusi sampah

Warna mikroplastik yang paling banyak ditemukan adalah hitam, mengindikasikan sumbernya berasal dari abrasi ban kendaraan dan partikel aspal jalan. Lokasi dengan jumlah partikel tertinggi berada di Ringroad Utara dan Ringroad Barat, dua kawasan dengan kepadatan lalu lintas yang sangat tinggi di perkotaan Yogyakarta.

Prof. Widodo Brontowiyono, dosen pembimbing utama, menegaskan bahwa temuan ini menunjukkan pergeseran pola pencemaran di Indonesia.

“Dulu kita fokus pada polusi air dan tanah, sekarang polusi plastik juga sudah memasuki atmosfer. Hujan menjadi media baru penyebaran mikroplastik yang jatuh kembali ke tanah,” ujarnya.

Baca Juga: Prabowo Dapat Pujian Khusus dari Trump di KTT Perdamaian Gaza

Menurutnya, partikel plastik berukuran mikro dapat bertahan lama di udara, terbawa angin, dan akhirnya turun bersama hujan.

“Ini menunjukkan bahwa langit pun sudah dipenuhi mikroplastik,” tambahnya.

Dosen pembimbing kedua, Dr. Adam Rus Nugroho, menambahkan bahwa hasil penelitian ini sangat penting untuk mengidentifikasi hubungan antara aktivitas manusia dan kualitas atmosfer.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X