2. Pengembangan SMK Pusat Keunggulan
Target awal: 1.178 SMK
Anggaran awal: Rp528,678 miliar
Blokir efisiensi: Rp513,678 miliar
Target baru: 15 SMK
Anggaran baru: Rp15 miliar
3. Pengembangan Teaching Factory di SMK
Target awal: 450 SMK
Anggaran awal: Rp156,831 miliar
Blokir efisiensi: Rp102,686 miliar
Target baru: 184 SMK
Anggaran baru: Rp39,145 miliar
4. Peningkatan Kualitas SMK non PK
Target awal: 312 SMK
Anggaran awal: Rp74,637 miliar
Blokir efisiensi: Rp59,637 miliar
Target baru: 63 SMK
Anggaran baru: Rp15 miliar
5. Pembinaan Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI)
Target awal: 192 lembaga
Anggaran awal: Rp40,446 miliar
Blokir efisiensi: Rp40,446 miliar
Target baru: Dihilangkan
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Dijadwalkan Datang ke Kupang, PSSI NTT Siapkan Penyambutan
6. Pembinaan Kursus dan Pelatihan (PKK dan PKW)
Target awal: 2.000 orang/19.699 lembaga
Anggaran awal: Rp127,665 miliar
Blokir efisiensi: Rp88,555 miliar
Target baru: 224 orang/6.400 lembaga
Anggaran baru: Rp39,110 miliar
7. Pendidikan dan Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Vokasi
Target awal: 10.214 orang
Anggaran awal: Rp154,080 miliar
Blokir efisiensi: Rp131,768 miliar
Target baru: 1.421 orang
Anggaran baru: Rp22,312 miliar
8. Penjaminan Mutu dan Peningkatan Kapasitas Balai Vokasi
Target awal: 7 lembaga
Anggaran awal: Rp48,415 miliar
Blokir efisiensi: Rp46,572 miliar
Target baru: 7 lembaga
Anggaran baru: Rp1,842 miliar
Langkah Kemendikdasmen
Baca Juga: Rencana rekonstruksi Gaza akan libatkan Mesir Palestina dan Arab, ini rencana yang sedang disusun
Suharti menekankan bahwa Kemendikdasmen akan berupaya memastikan pemilihan sasaran dilakukan dengan tepat, meskipun efisiensi anggaran berdampak luas.
Hal ini mendapat perhatian dari anggota Komisi X DPR RI.
Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS, Ledia Hanifa Amaliah, menyoroti pentingnya pendidikan vokasi karena berperan dalam membekali lulusan dengan keterampilan yang relevan untuk masa depan.
"Pendidikan vokasi itu penting untuk mendapat perhatian, karenanya memang harus dicermati dengan luar biasa," ucap Hanifa.
"Mereka perlu keterampilan yang dipakai untuk di masa depan untuk membuat mereka mandiri dan tidak menjadi beban negara. Berarti kan harus ada keterampilan yang diberikan," tambahnya.
Baca Juga: PSIM Jogja di Ambang Lolos Liga 1: Kalau Tidak Sekarang, Kapan Lagi
Namun, beberapa program penting justru mengalami pemangkasan, seperti pendidikan dan pelatihan bagi pendidik vokasi serta sertifikasi kompetensi siswa SMK yang bahkan dihapus.