HARIAN MERAPI - Dosen Prodi Agroteknologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) bisa kolaborasi dengan sejumlah pihak ketika melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM).
Seperti halnya, baru-baru ini, tim dosen Agroteknologi UMBY menggelar PkM di Sendangtirto Berbah Sleman dan berkolaborasi dengan PT Tribumi. Salah satu kegiatannya, yakni pelatihan pengolahan sampah organik.
Adapun tim PkM dosen Agroteknologi UMBY tersebut terdiri dari Ir. Reo Sambodo, S.P., M.M.A (ketua), Ir. Wafit Dinarto, M. Si, MCE (anggota) dan Dr. Ir. Dian Astriani, S.P., M.P (anggota).
Baca Juga: Warga Kudus Laporkan Istrinya ke Polda Jateng, Diduga Lakukan Aborsi dan Kabur ke Singapura
Menurut Reo Sambodo, rangkaian kegiatan mengusung tema, Pelatihan Peningkatan Potensi Pendapatan Berbasis Ekonomi Sirkular Melalui Pengolahan Sampah Organik Dapur.
“PkM yang kami laksanakan berbasis pada konsep pemberdayaan masyarakat dimana proses pemberdayaan berlangsung dalam tiga tahapan, yaitu penyadaran, pendayaan dan pengkapasitasan,” ungkap Reo.
Tahapan pelaksanaan, sebutnya, dimulai dengan tes awal pemahaman masyarakat terkait hilirisasi produk proses pengolahan sampah. Lalu disambung penyuluhan dan diskusi dari pemateri terkait hilirisasi produk proses pengolahan sampah.
Setelah itu, dilakukan demonstrasi pembuatan kompos berbahan limbah rumah tangga/dapur, ternak dan perikanan serta pemanfaatan kompos dalam praktek budidaya pertanian.
Baca Juga: KPK tengarai ada pihak yang merintangi penyidikan kasus Harun Masiku, ini kemungkinannya
Termasuk pula seputar budidaya maggot BSF serta pengolahan kasgot. Hasilnya, antara lain dapat dijadikan asupan alami di bidang peternakan maupun perikanan.
Tak ketinggalan, dilanjutkan pula dengan evaluasi pemahaman masyarakat terkait pengembangan kegiatan ekonomi perikanan, peternakan, dan pertanian.
Sehingga dapat ditegaskan pula, kegiatan PkM bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait potensi peningkatan pendapatan berbasis ekonomi sirkular dari pengolahan sampah organik dapur.
“Tujuan selanjutnya, yakni meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait peningkatan nilai ekonomi pengolahan sampah organik dapur yang terintegrasi dengan pertanian, peternakan dan perikanan,” papar Reo.