HARIAN MERAPI - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) Kelompok 70 memiliki beragam program kegiatan.
Sebagian kegiatan mahasiswa KKN PPM UMBY biasa pula berkolaborasi dengan sejumlah pihak, seperti saat pelatihan membuat pupuk fermentasi di Jasem Lor, Pacarejo, Semanu, Gunungkidul, baru-baru ini.
Menurut Ketua KKN PPM UMBY Kelompok 70, Decky Kevin Pradekta, kegiatan tersebut bertajuk, Sosialisasi Kebersihan Kandang Ternak dan Demonstrasi Bimbingan Teknis Pembuatan Pupuk Fermentasi di Jasem Lor.
“Sebelum melaksanakan kegiatan, kami melakukan observasi pada kandang-kandang ternak di Jasem Lor, ternyata banyak kandang ternak kurang terawat,” ungkap Decky.
Hasil observasi, lanjutnya, menjadi alasan tersendiri untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Antara lain berkolaborasi dengan Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Hewan(UPT Puskeswan) dan Balai Penyuluhan Pertanian(BPP) Semanu.
Tujuan sosialisasi, misalnya untuk menciptakan tempat tinggal yang nyaman bagi hewan ternak, sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit ataupun penularan penyakit antar ternak.
“Selain itu masyarakat perlu pelatihan pembuatan pupuk fermentasi berbahan kotoran hewan atau ternak agar dapat menekan penggunaan pupuk kimia,” jelas Decky.
Pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk fermentasi bertempat di balai pertemuan Jasem Lor. Pematerinya terdiri dari, drh Martini (perwakilan UPT Puskeswan Semanu) dan Sudiyatno (perwakilan BPP Semanu).
Dalam kesempatan tersebut Sudiyatno menjelaskan, pupuk fermentasi berbahan kotoran hewan merupakan salah satu opsi yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Bahan baku yang digunakan mudah dicari dan tahapan membuatnya tak rumit alias tak sulit,” terangnya.
Baca Juga: UNY, UI dan ITS Wakili Asia-Pasifik di SEM World Championship 2023 India
Pada saat praktik atau demonstrasi pembuatan pupuk fermentasi diampu oleh Mohamad Qitvir Yuniar (mahasiswa Peternakan UMBY) dan dibantu oleh Sudiyatno.
“Alat dan bahan yang diperlukan seperti ember, karung bekas, gayung, sekop, pisau, kotoran hewan, EM4, air, dan gula aren sebagai pengganti molase,” ungkap Yuni.