Tim PkM UMBY dampingi pengurus Kampung Sawah Durimanis studi banding ke Desa Wisata Brayut Sleman

photo author
- Senin, 3 Juli 2023 | 20:40 WIB
Rangkaian studi banding pengurus Kampung Sawah Durimanis, Imogiri yang didampingi PkM UMBY di Desa Wisata Brayut, Sleman.  (Dok. UMBY)
Rangkaian studi banding pengurus Kampung Sawah Durimanis, Imogiri yang didampingi PkM UMBY di Desa Wisata Brayut, Sleman. (Dok. UMBY)

HARIAN MERAPI - Dosen Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) mendampingi pengurus Kampung Sawah Durimanis, Imogiri, Bantul melaksanakan studi banding.

Rangkaian kegiatan studi banding, baru-baru ini, dilaksanakan di Desa Wisata Brayut di Pendowoharjo, Sleman. Kampung Sawah Durimanis sendiri merupakan dusun binaan program Pengabdian kepada Masyarakat(PkM) UMBY sejak 2020 silam.

Selain itu studi banding tersebut merupakan kegiatan lanjutan setelah tim PkM UMBY beberapa kali melakukan pendampingan dan mengundang beberapa nara sumber sebagai trainer untuk mempersiapkan Durimanis menjadi desa wisata.

Baca Juga: PPATK temukan transaksi Rp300 miliar mantan penyidik KPK, Ali Fikri : Itu bisnis pribadi Tri Suhartanto

Adapun tim PkM UMBY yang terlibat dalam pengembangan Kampung Sawah Durimanis menjadi desa wisata, yaitu Shadrina Hazmi, SE., M.Sc. sebagai ketua. Anggotanya, yakni Eno Casmi, SE., MBA., dan Yetti Lutiyan Suprapto, M.Sc.

Studi banding di Desa Wisata Brayut diterima oleh pengurus desa wisata tersebut. Salah satunya, yakni Sudarmadi yang menerangkan, bahwa Desa Wisata Brayut telah berdiri sejak 14 Agustus 1999 silam.

“Mayoritas penduduk Brayut pada saat itu adalah petani. Saat ini sudah banyak berkembang, bahkan dalam setahun Desa Wisata Brayut bisa menerima kurang lebih 2.500 pengunjung dari dalam maupun luar negeri,” terangnya.

Adapun aktivitas desa wisata yang ditawarkan di Brayut antara lain pagelaran gamelan, menari, memberi makan sapi, jathilan, kenduri dan melihat bangunan-bangunan tempo dulu.

Baca Juga: Penuhi panggilan Penyidik Bareskrim Polri, Panji Gumilang hanya lambaikan tangan kepada wartawan

Kegiatan tersebut sangat menarik bagi pengunjung, apalagi yang berasal dari manca negara. Lalu untuk pemasaran Desa Wisata Brayut menggunakan beragam media termasuk online seperti website.

“Pada awal berdirinya Desa Wisata Brayutt lebih fokus mengejar kuantitas pengunjung. Namun, ternyata malah muncul sejumlah dampak negatif, misalnya semakin banyak sampah,” paparnya.

Hal tersebut, lanjut Darmadi, menjadikan banyak warga merasa kurang nyaman. Bisa dibilang pula, tingkat kebersihan di kawasan Brayut menjadi rendah.

Tak berselang lama, sebutnya, segenap pengurus desa wisata setempat mengubah sistem prioritas kuantitas pengunjung dengan konsep efesiensi.

Baca Juga: FIFA akan cek kelayakan JIS untuk Piala Dunia U-17, Erick Thohir : Ya kita lihat saja nanti

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X