HARIAN MERAPI - Dosen Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) menggelar pengabdian kepada masyarakat (PkM) di Ngadisuryan, Patehan, Kemantren Kraton Yogyakarta, baru-baru ini
PkM tersebut dapat terselenggara dengan lancar dan sukses, antara lain karena kerja sama kompak antara dosen Fakultas Agroindustri, Himpunan Mahasiswa Agroteknologi (Himagro) dan Himpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian (Himatepa) UMBY serta masyarakat Ngadisuryan.
Tim PkM dosen Fakultas Agroindustri UMBY terdiri dari Reo Sambodo SP MMA (dosen Program Studi Agroteknologi UMBY) dan Dr Yuli Perwitasari STP (dosen Program Studi Teknologi Hasil Pertanian).
Baca Juga: Berantas mafia tanah, ini usulan Perkumpulan Konsultan Hukum Pertanahan Konstruksi dan Properti
Menurut Reo Sambodo, kegiatan PkM antara lain berupa kampanye atau ajakan agar warga atau/masyarakat setempat dapat memanfaatkan semaksimal mungkin memanfaatkan lahan pekarangan yang ada.
“Antara lain dapat ditanami cabai dan berbagai jenis tanaman sayur lain seperti bayam, kangkung, terung, seledri dan sawi. Bisa juga jenis buah-buahan seperti pepaya, jeruk, alpukat, mangga, belimbing, jambu dan sawo,” paparnya.
Adapun beberapa tujuan dari kegiatan tersebut, misalnya untuk menumbuhkan semangat menanam bagi masyarakat kota. Bahkan bisa dimulai sejak usia sedini mungkin dengan mengajak anak-anak mengenali dan belajar merawat tanaman.
Baca Juga: DPRD DIY targetkan 169 Katana terbentuk tahun 2023, ini alasannya
Dengan adanya semangat menanam di masyarakat, maka ketahanan pangan mulai dari tingkat keluarga diharapkan dapat tercapai. Sehingga, pihaknya juga perlu menggandeng mahasiswa untuk terlibat dan terjun langsung di tengah masyarakat.
“Kami sangat berharap segenap mahasiswa yang terlibat dapat mentransfer ilmu yang sudah diperoleh di kampus terutama terkait bidang pertanian dan teknologi hasil pertanian kepada masyarakat,” ungkap Reo.
Sedangkan beberapa rangkaian kegiatan PkM tersebut antara lain ada penyuluhan terkait potensi pemanfaatan lahan pekarangan. Dilanjutkan pula penjelasan teknis budidaya tanaman cabai serta berbagai permasalahan dan solusi mengatasinya.
Bahkan tak hanya penyuluhan saja, sebab masyarakat Ngadisuryan dari berbagai lapisan usia juga diajak praktik menanam tanaman cabai dan beberapa jenis tanaman sayur lainnya.
Baca Juga: Besar di Barak Pengungsian, Korban Tsunami Aceh Ini Berhasil Kuliah Gratis di UGM
Selain itu juga ada pelatihan pengolahan hasil pertanian dengan membuat mie sehat. Mie sehat ini menggunakan bahan tambahan ekstrak kangkung dan ekstrak wortel.
“Pembuatan mie sehat bertujuan untuk memberikan alternatif pangan fungsional yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat,” jelas Yuli Perwitasari.