Sosiodrama berjudul Singa Jazirah semarakkan Seminar dan Pelatihan Kepemimpinan bagi mahasiswa di Universitas Islam Indonesia

photo author
- Rabu, 10 Desember 2025 | 13:45 WIB
Seminar dan Pelatihan Kepemimpinan di UII diwarnai dengan penampilan sosiodrama berjudul Singa Jazirah.  (Foto: Istimewa)
Seminar dan Pelatihan Kepemimpinan di UII diwarnai dengan penampilan sosiodrama berjudul Singa Jazirah. (Foto: Istimewa)

HARIAN MERAPI - Sosiodrama bisa diartikan sandiwara dramatis, di mana beberapa individu memerankan peran masing-masing, antara lain bertujuan mempelajari suatu masalah.

Termasuk pula mengatasi masalah dalam hubungan kelompok atau kolektif yang biasa ditemukan di kehidupan sehari-hari. Dengan sosiodrama diharapkan bisa meningkatkan empati.

Bahkan, dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah hingga pengembangan diri secara sosial-emosional. Wajar saja, sosiodrama dapat ditampilkan di berbagai kegiatan.

Sebagai contoh, baru-baru ini, saat Seminar dan Pelatihan Kepemimpinan bagi mahasiswa di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ditampilkan sosiodrama oleh Theater KQ Yogyakarta.

Menurut ketua Theater KQ Yogyakarta, Lephen Purwaraharja, sosiodrama yang ditampilkan pada kesempatan tersebut berjudul “Singa Jazirah (Khalifah Umar)”. Ia sebagai sutradara dan penulis naskah.

Baca Juga: Teras BRI Kapal, Bank Terapung yang Dinanti Masyarakat Kepulauan

Adapun musik dikoordinir Mahdi Naufal Hilmi, artistik oleh Farhan Khumaini. Pemainnya, ada Raul (Pak Menteri), Luna (Putri Jamila), Mangga (Khalifah Umar), Unon (Budak) dan Yudha (Investor).

“Sebagian dialog ada nuansa humor yang bikin gerr, tapi banyak juga ungkapan-ungkapan terkait kritik sosial yang kontekstual. Ada pula syair saat opening maupun closing sosiodrama,” paparnya.

Lephen yang juga dosen Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta menjelaskan, sinopsis sosiodrama Singa Jazirah, yakni seputar kepemimpinan Khalifah Umar yang tegas.

Selain itu, jelas filosifi leadershipnya, yakni jujur (siddiq), dapat dipercaya (amanah), bijaksana (tabligh) serta cerdas/solutif (fathonah).

Bahkan, Umar menghukum menteri dan istrinya Jamila yang kolusi memperkaya diri dengan investor nakal. Jika ada rakyat yang protes atau memberikan kritik, selalu diterima dengan suka-cita.

Baca Juga: Lindungi anak di dunia digital, ingat prinsip 'Tunggu Anak Siap', ini maknanya

Sedangkan cuplikan syair opening sosiodrama tersebut sebagai berikut: “Ya Allah ya Rabbi, Mengapa negeri ini digerogoti tikus berdasi. Ya Allah ya Rabbi, Bebaskan rakyat kami dari penjajahan bangsa sendiri….”

Ditambahkan, sehari sebelum penampilan di UII, ia dan Latief Noor Rochmans pentas monolog berjudul Syeh Moelyo karyanya sendiri di Pascasarjana Universitas PGRI Semarang.

“Monolog ini berkisah sosok abdi dalem Syeh yang prihatin dengan kondisi dan hidup tuannya yang menderita, dicaci dan dihina rakyatnya,” ungkap Lephen.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X