Kineidoscope 2025 usung tema Spiritation, bagian dari memfestivalkan festival-festival film Nusantara dan Asia

photo author
- Senin, 17 November 2025 | 16:25 WIB
Kineidoscope menghadirkan proses kurasi yang mempertemukan ragam estetika, tema dan cara pandang dalam satu ruang apresiasi. ( Foto: Istimewa)
Kineidoscope menghadirkan proses kurasi yang mempertemukan ragam estetika, tema dan cara pandang dalam satu ruang apresiasi. ( Foto: Istimewa)

HARIAN MERAPI - MM Kine Klub Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memprakarsai pelaksanaan festival film tahunan bertajuk Kineidoscope.

Pada tahun ini, Kineidoscope digelar di Institut Français Indonesia (IFI-LIP) Yogya, pada 17–20 November 2025, menampilkan karya-karya pilihan dari berbagai festival film di Indonesia dan Asia.

Menurut Pembina MM Kine Klub UMY, Budi Dwi Arifianto SSn MSn, festival film tersebut sebagai bentuk kolaborasi intelektual antara kampus, komunitas dan dunia industri film.

“Kineidoscope menggabungkan idealisme kampus, energi komunitas dan diplomasi budaya Asia. Ini contoh nyata peran mahasiswa di DIY dalam membangun ekosistem film yang hidup,” tegas Budi.

Selain itu, sebutnya, Kineidoscope 2025 menampilkan karya-karya pilihan dari berbagai festival film Nusantara dan Asia. Tema yang diusung tahun ini, Spiritation (Spirit + Inspiration).

Baca Juga: Mengapa terjadi kecelakaan KA dan berakhir fatal

Sejak awal penyelenggaraannya, Kineidoscope berpegang pada konsep kuratorial “memfestivalkan festival”, yaitu merangkai film-film terbaik dari jejaring festival Nusantara dan Asia.

“Yaitu, untuk ditayangkan kepada publik, dan konsep ini dikembangkan melalui kerja kolaboratif antara panitia dengan para programmer terbaik dari setiap festival rekanan,” urai Budi.

Tak kalah penting menghadirkan proses kurasi yang mempertemukan ragam estetika, tema dan cara pandang dalam satu ruang apresiasi. Sekitar 50 film pilihan dari festival-festival ternama pun ditayangkan.

Antara lain, film-film pilihan dari Minikino Film Week (Bali), Festival Film Purbalingga (Jawa Tengah), Jakarta Film Week, Aceh Film Festival dan Craft International Animation Festival.

Bahkan, ada tiga mitra internasional yaitu Visual Documentary Project (Kyoto, Jepang), PRISM UBD Short Film Festival (Brunei Darussalam) dan Mini Film Festival (Malaysia).

Baca Juga: Penanggulangan Bencana Alam, BPBD Sukoharjo Latih Relawan dan Masyarakat

Sementara itu Direktur Festival Kineidoscope 2025, M Fawwaz Fauzarrahman menjelaskan, Kineidoscope menjadi wadah pertemuan budaya dan ekspresi sinema muda.

Rangkaian acaranya meliputi Layar Andong, Layar Kepel, Layar Kineidoscope, Talkshow Film dan Budaya Digital, Open Discussion bersama Jogja Disability Arts (JDA), hingga Malam Apresiasi & Alumni Awards.

“Tak kalah penting, tahun ini Kineidoscope menghadirkan Special Program yang berfokus pada isu aksesibilitas film bagi kawan-kawan disabilitas,” ungkap Fawwaz.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X